Casey Stoner mengatakan bahwa ada tawaran dari Honda dengan nilai sangat besar agar dirinya tetap membalap dan tak pensiun di akhir 2012 lalu.
Australia, NontonMotoGP — Legenda MotoGP asal Australia, Casey Stoner berkompetisi selama dua tahun dengan tim pabikan Repsol Honda, yakni pada musim 2011 dan 2012, meraih banyak kesuksesan selama periode tersebut, yang diteruskan dengan pensiun pada akhir 2012.
Sekarang setelah lama keluar dari MotoGP, pria Australia itu mengakui bahwa itu mungkin bukan pilihan paling cerdas mengingat nilai yang sangat besar dari proposal terbaru Honda, yang ditawarkan kepadanya agar tidak pensiun pada waktu itu.
“Saya tidak akan berbohong, mungkin adalah tindakan bodoh untuk menolak tawaran terakhir yang diberikan Honda kepada saya (yang jumlahnya sangat bombastis), tapi orang-orang melakukan sesuatu karena mereka menyukainya atau karena uang.
Dan saya menghasilkan lebih banyak uang daripada yang bisa saya bayangkan, jadi saya sangat puas dengan keputusan saya (pensiun dan menolak tawaran selangit Honda),” ujar Stoner dalam wawancara dengan Road Racing World, sebagaimana dikutip Motorcycle Sports.
Sebagai informasi tambaha, Stoner sebelumnya pernah menang di tahun debutnya bersama Honda (LCR) dan tahun berikutnya ia di posisi ketiga klasemen akhhir.
Secara keseluruhan Stoner telah meraih 15 kemenangan dan 26 podium untuk HRC, ditambah ada 17 pole dan 7 lap lebih cepat.
Angka dan statistik luar biasa ini membuat Honda berusaha untuk mempertahankan Stoner, tapi tetap saja itu bersikeras meninggalkan olahraga ini, bosan dengan kewajiban kontrak yang biasa dari seorang rider elit MotoGP.
Stoner dengan tegas menolak semua tawaran yang dibuat Honda, termasuk yang terakhir, dengan jumlah yang sangat banyak.
Karena pada akhirnya pensiun, posisi Stoner di Honda kemudian digantikan oleh pembalap Spanyol, Marc Marquez.
Baca: Marquez Kritik Teknologi Holeshot, Bikin Sulit Menyalip
Selain dengan Honda, Stoner juga sempat juara dunia bersama Ducati pada 2007, dan menjadi satu-satunya gelar bagi pabrikan Australia itu sejauh ini. (DN/eV)