Lin Jarvis berbicara tentang kelemahan Maverick Vinales yang sangat mempengaruhi performa balapnya.
Spanyol, NontonMotoGP — Kerja sama antara pabrikan Jepang, Yamaha dan rider Spanyol, Maverick Vinales sudah berakhir.
Mustahil untuk mengetahui dengan pasti semua alasan perpisahan mereka.
Tapi yang jelas Yamaha keberatan dengan cara Vinales memperlakukan mesin di MotoGP Styria, juga keputusan drastis itu sedikit tidak dipengaruhi oleh hasil tak menggembirakan selama beberapa tahun terakhir.
Lin Jarvis, yang menjabat CEO Yamaha Motor Racing juga masih merahasiakan penyebab dan alasan sebenarnya.
“Saya menemukan jawaban yang mudah untuk pertanyaan ini,” canda pria Inggris itu dalam sebuah wawancara dengan Speedweek, yang membahas penyebab pemutusan kontrak, sebagaimana dimuat Tuttomotoriweb.
“Karena saya tidak berada di GP Sachsenring. Jadi saya dapat mengatakan bahwa saya tidak ada di sana, saya tidak melihat apa yang terjadi di tempat kejadian.
Kami tidak dapat berbicara tentang penolakan untuk bekerja, karena Vinales telah berpartisipasi dalam semua sesi pelatihan,” terangnya menjelaskan.
Jarvis juga berbicara tentang kondisi Vinales, termasuk titik rentannya.
“Saya akan mengatakan bahwa hasil di GP Jerman menjelaskan masalah yang dihadapi Vinales saat ini dalam karirnya.
Terkadang sangat cepat, tapi kadang-kadang sangat kacau. Saya pikir itu adalah kelemahan utamanya, titik rentannya.
Terkadang tidak bisa dijelaskan, sulit dimengerti. Bisa terjadi antara pagi dan sore hari atau dari satu lintasan ke lintasan lainnya,” seru Jarvis menjabarkan.
Menurut Yamaha, banyaknya rasa frustasi karena hasil yang tidak konstan, kinerja yang naik turun, yang kemudian dengan buruk menoleransi perilaku tertentu yang tidak dapat dibenarkan.
“Vinales sangat berbakat. Pada saat yang sama itu adalah misteri. Tapi sangat penting baginya untuk merasa nyaman secara mental, kuat dan bahagia.
Dia harus merasa bahwa dia berada di tempat yang tepat. Sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Ketika kami mendengar bahwa Vinales tidak lagi senang dengan kami, kami mencari solusi, seperti di masa lalu.
Baca: Acosta Terpaksa Pakai Nomor Balap 37, Ini Penyebabnya
Prinsip kami selalu untuk tidak memaksa pembalap mana pun untuk tetap bertahan. Jika pembalap tidak senang, lebih baik dia meninggalkan kita. Ini lebih baik untuk tim, untuk pembalap dan untuk semua orang yang terlibat,” demikian Jarvis. (DN/eV)