Graziano Rossi menyebut Marc Marquez tidak memiliki keandalan profesional.
Roma, NontonMotoGP — Pembalap Italia, Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT), sedang bersiap untuk menjalani akhir pekan terakhirnya sebagai pembalap MotoGP di depan penonton tuan rumah di Misano.
Sang Veteran sekarang di musim ke-26 di Grand Prix balap motor, telah mengumumkan pensiun pada akhir tahun 2021 yang tidak memuaskan ini.
Tiga seri tersisa di kalender: Misano, Portimao dan Valencia. Sebelumnya, satu-satunya sirkuit yang diharapkan juara dunia sembilan kali itu untuk menyelesaikan MotoGP dengan hasil bagus adalah Misano, meski sebulan lalu ia finis di posisi 17 di luar zona poin.
Rossi yang sudah lama malang melintang di dunia balap telah mendapat sembilan gelar, nyris menjadi sepuluh, sayangnya harus gagal pada 2015 lalu, ketika ia kalah dalam melawan rider Spanyol, Jorge Lorenzo dalam final Valencia yang penuh drama.
Dalam pandangan Rossi, rider Repsol Honda, Marc Marquez bersalah karena berkompetisi bukan untuk dirinya sendiri, tapi melawan Rossi.
Kata-kata yang mengobarkan Marquez dan menyebabkan duel pahit di Malaysia di sirkuit Sepang yang berakhir dengan jatuhnya pebalap Honda itu dengan kecepatan rendah di akhir episode yang tak kalah kontroversial.
Ayah Rossi, Graziano Rossi, menggarisbawahi bahwa di antara banyak lawan yang dihadapi oleh Rossi dalam karirnya, Marquez adalah yang tidak bisa ia tahan.
“Ketika keseriusan profesional kurang dalam olahraga, selera untuk bermain olahraga menghormati lawan, maka tidak ada yang menahan,” kata Graziano, berbicara dalam wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, seperti dilansir Formula Passion.
Menurut Graziano, Casey Stoner adalah rival favorit Rossi, yang didefinisikan sebagai “bakat hebat”.
Mengenai persaingan hebat dengan Max Biaggi, sang ayah Rossi menyatakan; “Untungnya Rossi sedikit lebih cepat.
Baca: KTM Ungkap Ducati Sering Akali Aturan MotoGP
Tidak pernah dalam olahraga punya dua karakter yang begitu berbeda dalam memaknai hidup yang ditawarkan pertunjukan setinggi itu,” demikian pria Italia itu menerangkan. (DN/eV)