Kesialan berpola Marc Marquez kini juga menimpa Joan Mir tahun lalu dan sekarang Fabio Quartararo.
Portimao, NontonMotoGP — Debut di kelas utama pada musim MotoGP 2013 silam, rider asal Spanyol, Marc Marquez langsung menjadi juara dunia, mengalahkan semua saingannya yang kuat dan lebih berpengalaman.
Setelah itu, Marquez kembali juara dunia pada musim 2014, gagal di 2015, lalu kembali kampiun pada 2016, 2017, 2018 dan 2019.
Total anak Cervera itu sudah mengumpulkan enam gelar di kelas utama, 8 gelar juara dunia di semua kelas.
Marquez sangat mendominasi MotoGP sampai akhirnya mengalami kecelakaan fatal pada awal 2020 lalu, akhirnya kembali gagal juara dunia setelah absen semusim penuh.
Rider Suzuki Ecstar, Joan Mir menjadi juara dunia tahun lalu usai mengalahkan pembalap Satelit Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli.
Di musim 2021 ini juga baru muncul lagi, dia adalah pembalap muda Prancis, Fabio Quaratraro, berhasil menjadi juara dunia di seri Emilia Romagna lalu, mengunci gelar dengan tiga balapan tersisa.
Tapi ada semacam pola unik atau “kutukan” juara dunia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Begitu seorang pembalap mengunci gelar juara dunianya, di seri selanjutnya pasti mengalami kesialan atau kecelakaan, yang berujung dengan gagal menyelesaikan balapan.
Entah apa yang terjadi, apakah masalah tekanan atau merasa sudah terbebas dari tekanan itu sendiri.
Marquez setidaknya mengalami hal ini sebanyak tiga kali, pada musim 2014 lalu dia berhasil mengunci gelar juara dunia di MotoGP Jepang, kemudian gagal finis di balapan selanjutnya di MotoGP Australia pada musim itu.
Hal ini kembali terulang pada musim 2016, Marquez kembali mengunci gelar di Jepang, lalu gagal finis di Australia.
Musim 2018 juga menghadirkan cerita yang sama, Marquez lagi-lagi menyegel gelarnya di seri Jepang, lalu di GP Australia 2018 dia kembali gagal finis.
Kesialan serupa juga menimpa Mir, yang menjadi juara dunia tahun lalu di seri Valencia, lalu di balapan berikutnya di Portugal dia gagal finis.
Keanehan ini sekarang juga menimpa rider Monster Energy Yamaha, Quartararo.
El Diablo jatuh dan gagal finis di Algarve kemarin setelah mengunci gelar juara dunia di seri sebelumnya, MotoGP Emilia Romagna.
Namun pebalap Yamaha itu mengatakan tekanan yang dia rasakan di balapan tidak terasa berbeda hanya karena dia juara.
“Sejujurnya tidak, karena pagi ini kecepatan saya bagus, sepanjang akhir pekan sangat bagus selain Sabtu sore,” kata Quaratraro, berbicara dalam berita yang dimuat Motorsport.
“Maka sangat disayangkan merasakan perbedaan itu, dan sejujurnya ketika saya jatuh, saya seperti ‘mari kita lihat apa yang terjadi’.
Saya berada hingga limit, dan saya tidak bisa menikung dengan baik, saya tahu jika saya menunggu, saya akan disalip oleh yang lain dan saya hanya berusaha,” terangnya.
News: Leopard Marah Besar: Tolak Damai, Usir Binder dari Pit
Apakah gagal finis seorang pembalap setelah mengamankan gelar juara dunianya bisa dianggap sebagai “kutukan” karena polanya yang sangat teratur? (VR46)