Apakah Marc Marquez masih bisa juara lagi setelah serangkaian cedera yang sangat mengusiknya dalam dua musim terakhir ini.
Le Mans, NontonMotoGP — Dalam dua musim terakhir, 2020 dan 2021 rider Spanyol, Marc Marquez gagal menjadi juara dunia karena faktor cedera.
Dua yang paling parah; Humerus dan Diplopia bahkan sampai sekarang masih berefek pada performanya.
Sejauh musim 2022 ini berjalan, Marquez belum menenukan performa terbaiknya.
Tapi cedera bukan satu-satunya masalah, bisa jadi motor yang sudah jauh berubah juga turun menjadi kesulitan tambahan juara dunia delapan kali itu.
Salah satu orang yang mengetahui karkateristik rider Repsol Honda itu adalah Cristian Gabarrini, yang pernah bekerja dengannya pada 2013 silam.
“Saya berada di sisinya ketika dia memenangkan gelar pertamanya pada tahun 2013.
Sejujurnya, saya hanya bisa mengatakan bahwa saya merasakan banyak hal untuknya, untuk semua cedera yang terjadi padanya.
Setelah itu, sulit untuk mengatakan apa pun karena saya tidak tahu. Bukan apa yang terjadi di sekitar Anda. Dari luar, tidak mungkin untuk mengatakan apa-apa,” ucap Gabarrini memberikan komentarnya dalam wawancara dengan Moto Revue, seperti dikutip Motosan.
“Saya melihat dia telah mengubah gaya balapnya untuk beradaptasi. Saya tidak tahu apakah dia menyesuaikan gayanya dengan motor barunya, atau apakah kondisi fisiknya memaksanya untuk mengendarai dengan cara yang berbeda.
Itu tidak lagi berjalan seperti yang biasa kita lihat.
Marquez yang sebenarnya adalah orang yang mengerem dengan sangat keras.
Saya tidak bisa mengatakan lebih dari apa yang saya lihat ketika dia di trek.
Jika Marquez begitu kuat, bagi saya, itu karena dia selalu memiliki sikap ini. Bagaimanapun, dia telah memenangkan delapan gelar juara dunia,” sambung pria Italia itu.
Gabarrini telah bekerja dengan banyak pembalap hebat, tiga diantaranya yang paling menonjol seperti Casey Stoner, Jorge Lorenzo dan Marquez.
Tapi dengan pembalap mana dia merasa lebih nyaman bekerja.
“Sulit untuk menjawab dengan siapa saya lebih suka pekerjaan karena saya banyak bekerja dengan Stoner.
Saya bertemu dengannya ketika dia masih sangat muda. Jadi saya bekerja dengan dia lebih dari dengan orang lain.
Dengan Marquez, saya hanya bekerja selama satu tahun dan dia bukan pemimpin timnya.
Tapi saya belajar banyak dari dia. Itu masih merupakan sudut pandang yang sama sekali baru untuk interpretasi, dia seorang jenius seperti Stoner.
Saya sangat beruntung karena saya bekerja dengan pembalap yang sangat kuat.
News: Jika Sudah Sekencang Quartararo, Morbidelli Baru Berani Protes Yamaha
Kami selalu belajar sesuatu dengan pembalap seperti ini. Saya memperkaya pengalaman saya setiap saat,” demikian Gabarrini. (VR46)