Marc Marquez sering melakukan kesalahan dalam hal sportivitas, tapi tanpa diragukan lagi dia pembalap paling berbakat.
ITA, NontonMotoGP — Debut kelas utama pada MotoGP musim 2013 silam, pembalap belia Spanyol, Marc Marquez langsung mengejutkan seluruh dunia.
Berstatus rookie tak menghalanginya menjadi juara dunia MotoGP.
Prestasi serupa dengan lebih banyak kemenangan diulang lagi pada 2014.
Musim 2015 Marquez sedikit melenceng dan mengakhiri klasemen akhir di urutan ketiga.
Tapi pada 2016, 2017 dan 2019 Marquez membalas dengan tiga gelar juara dunia beruntun.
Total dia sudah mengoleksi enam gelar di kelas atas.
Marquez sering disebut sebagai penerus ikon MotoGP, Valentino Rossi, tentu saja karena bakat dan kemampuan balapnya yang luar biasa.
Tapi terkadang Marquez sering melakukan kesalahan dalam hal sportivitas.
“Setiap kali Marquez membalap, sebelum dia cedera, dia memikirkan bagaimana dia bisa menghancurkan lawan-lawannya.
Dan dia melakukannya dengan baik. Keyakinan yang dia tunjukkan, dan keunggulannya di trek, luar biasa,” kata pembalap MotoE, Luca Salvadori seperti dimuat Crash.net, memuji performa rider Cervera itu.
Marquez menang sangat lihai di lintasan balap, tapi terkadang juga menyebabkan kontak dengan pembalap lain.
“Ada tiga kali Marquez membuktikan dia adalah pembalap terkuat yang pernah ada.
Itu hampir bukan manusia, daya saing dan keburukan yang dia lakukan,” jelas Salvadori
“Argentina 2018 – saya masih merinding. Saya marah pada bagaimana dia berperilaku tapi saya mengagumi bakatnya.
Moto2 Valencia 2012 – dia menghantam keras Simone Corsi, seperti seorang pembunuh, selama latihan! Dia start terakhir dan menang.
Kemudian di Estoril 2010 – Marquez start terakhir, menyalip semua pembalap dan memenangkan gelar.
Marquez kontroversial. Dalam hal sportivitas dia sering berbuat salah.
News: Gabung Gresini Ducati, Ini Target Awal Alex Marquez
Tapi Anda tidak bisa mempertanyakan bakatnya,” kagum Salvadori. (rs/gp)