Paolo Ciabatti mengatakan bahwa tak ada yang membantu Ducati di kala susah dulu, juga tak pernah mengeluh.
Assen, NontonMotoGP — Pada tahun 2007 silam, pabrikan Bologna, Ducati secara sensasional memenagkan gelar juara dunia MotoGP.
Itu menjadi gelar pertama Ducati di Grand Prix, yang diraihnya bersama pembalap Legendaris asal Australia, Casey Stoner.
Setelah itu, Ducati gagal mempertahankan keunggulannya, bahkan harus menunggu sampai 2022 untuk bisa kembali menjadi juara dunia.
Ada banyak pembalap jago yang didatangkan oleh Ducati untuk menjikkan motor merah, semuanya gagal.
Ducati telah melalui masa-masa sulit mereka, terutama sejak musim 2013, perlahan mereka bangkit dan sekarang menjadi motor paling tangguh di grid.
Berbicara tentang kondisi pabrikan saat ini, Direktur olahraga Ducati Corse, Paolo Ciabatti menegaskan bahwa ketika Ducati dalam kesulitan tak ada yang membantu.
Pada saat itu pabrikan Jepang menang dan mendominasi, tapi tidak ada yang mengeluh atau protes.
“Tidak ada yang membantu kami ketika kami dalam kesulitan. Karena? Karena itu adalah sekelumit sejarah dari kejuaraan ini,” kata Ciabatti berbicara dalam wawancara dengan Manuel Pecino, seperti dimuat Motosan.es.
“Ketika Honda memenangkan segalanya, tidak ada yang mengeluh.
Dan saat ini saya pikir setiap pabrikan harus melakukan tugasnya.
Saya mengerti bahwa ini adalah situasi yang belum pernah terjadi akhir-akhir ini, bahwa pabrikan (Ducati) memiliki delapan motor di sembilan posisi pertama, itu adalah sesuatu yang sangat langka, bukan? Tapi apakah itu kesalahan Ducati? Saya kira tidak,” tambahnya.
Sekarang giliran Ducati yang mendominasi, tak hanya menjadi motor yang cepat, juga karena menurunkan banyak motor dengan delapan pembalap. (rs/gp)
BACA: Bos Ducati Ungkap Kunci Sukses Racik Desmosedici, Singgung Yamaha dan Honda