Menurut KTM Kondisi bisa menjadi semacam ‘penghinaan’ bagi Honda dan Yamaha.
Wina, NontonMotoGP — Sekitar musim 2013 silam, dua pabrikan raksasa Jepang, Honda dan Yamaha sepakat untuk membantu pabrikan-pabrikan Eropa peserta MotoGP.
Dengan itu, hadirlah istilah konsesi yang mulai dinikmati pada tahun 2024 lalu.
Aprilia, Ducati, KTM dan Suzuki telah menimkati bantuan tersebut dan berhasil mendekatkan diri ke persaingan barisan depan.
Sekarang, mulai MotoGP 2023 ini semua pabrikan telah bebas dari konsesi karena hasil di lintasan menunjukkan mereka sangat kompetitif dan mampu bersaing.
Aprilia menjadi pabrikan terakhir yang menggunakan konsesi pada 2022 kemarin.
Sayangnya, Honda dan Yamaha yang dulu digdaya, kini tertinggal dan kalah saing dari pabrikan Eropa.
Karena itu, muncul ide untuk mengubah aturan konsensi agar dapat membantu Honda dan Yamaha mengejar ketertinggalan.
Menurut Stefan Pierer, yang menjabat sebagai CEO Pierer Group merasa bahwa konsesi bisa dianggap sebagai ‘penghinaan’ bagi kedua pabrikan Jepang.
“‘Konsesi’ bukanlah pendekatan yang tepat,” kata Pierer, berbicara dalam wawancara dengan Speedweek.com, seperti dikutip Crash.net.
“Orang Jepang juga tidak menginginkan itu, karena proses seperti itu sama saja dengan penghinaan.
Hal seperti itu melukai harga diri orang Jepang, jangan lakukan itu,” tegas Pierer.
“Tapi kita bisa membayangkan konsesi lain. Misalnya, lebih banyak hari tes sehingga mereka mengejar lebih dekat ke puncak lagi,” sambungnya memberi solusi.
Aturan konsesi yang berlaku saat ini menyatakan bahwa sebuah tim hanya berhak mendapatkan konsesi jika mereka melewati satu musim penuh tanpa podium – tapi Honda dan Yamaha sudah berhasil melakukannya.
Karena itu, Dorna selaku penyelenggara meminta kesedian pabrikan lain untuk mengubah aturan konsesi, dengan tujuan dapat membantu Honda dan Yamaha. (rs/gp)
BACA: Apakah Honda Akan Menggunakan Konsesi MotoGP 2024, Begini Penjelasan Puig