Quartararo Tak Mau Karier Panjang, tapi Ingin Juara MotoGP

Jika gelar dan kemenangan memberikan kilau pada penampilan Quartararo, apa yang benar-benar memikat dari pembalap Prancis tersebut adalah cara berkendara, keterampilan, kecepatannya, dan kelasnya. Kualitas ini kadang menutup kelemahan Yamaha YZR-M1, motor yang tidak berubah sejak 2015 dan secara bertahap disalip oleh merek Jepang lainnya.

Buruknya performa M1 makin menjadi tahun lalu. Quartararo yang merasa di atas angin dengan keunggulan 91 poin, bisa dikejar Francesco Bagnaia.

Titik baliknya terjadi pada Juni tahun lalu, ketika Fabio memenangkan balapan beruntun di Barcelona dan Sachsenring. Sejak saat itu, 430 hari telah berlalu dan tidak ada yang berubah.

“Saya terkejut melihat betapa saya ingin memenangkan balapan lagi. Pada akhirnya, itulah yang memotivasi saya untuk berada di sini di MotoGP,” ujar El Diablo dalam sebuah wawancara yang dapat disaksikan di DAZN.

“Saya tidak ingin memiliki karier olahraga yang panjang, tetapi yang jelas bagi saya adalah saya ingin menjadi juara dunia lagi.”

Selama percakapan, El Diablo menyatakan bahwa “kami mengalami kesulitan, terutama dalam evolusi motor”. Namun, ia juga mengakui bahwa penurunan yang terjadi pada paruh kedua MotoGP 2022, yang merembet ke awal musim ini.

Situasi rumit tersebut membuat Quartararo kerap meragukan dirinya sendiri. Di sisi lain, hal itu membuatnya menemukan filosofi baru untuk bersenang-senang di trek.

“Mental saya tidak 100 persen. Anda beralih dari bertarung untuk memperebutkan gelar juara menjadi 10 besar. Secara mental, itu sangat sulit bagi saya. Itulah mengapa saya ingin menghadapi paruh kedua musim ini dengan cara yang sedikit berbeda,” ungkapnya.

“Saat saya berada di atas motor, saya ingin menikmati diri saya sendiri dan begitulah hasilnya. Jika saya finis kedelapan dan saya tahu saya telah memberikan 100 persen, saya akan senang.”