“Bagnaia bertekad untuk tampil maksimal di Grand Prix Italia meskipun cidera lutut yang dideritanya.”
Francesco Bagnaia mengalami kecelakaan hebat pada putaran pertama balapan utama sebelum akhirnya ditabrak oleh Brad Binder dari tim KTM. Kecelakaan tersebut menyebabkan sang juara MotoGP mengalami cedera pada lututnya. Namun, pembalap pabrikan Ducati ini tidak hanya dinyatakan fit untuk balapan di sirkuit kandangnya, tetapi juga berharap dapat memberikan tantangan serius.
Sebagai pemenang di Misano musim lalu, Bagnaia mengatakan, “Saya senang dan beruntung bisa ada di sini. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja keras yang dilakukan oleh Alpinestars dalam hal keselamatan.” Ia juga menambahkan, “Alpinestars adalah yang terbaik di dunia dalam hal perlindungan. Ini adalah grand prix kandang saya, jadi sangat penting bagi saya untuk berada di sini. Tidak mudah.”
Bagnaia menjelaskan bahwa hari Senin yang lalu bukanlah hari yang mudah baginya. Namun, ia merasa bangga dengan kerja keras yang dilakukan oleh timnya dalam pemulihan cedera. Ia akan melakukan terapi sepanjang akhir pekan ini dan berharap dapat memperbaiki kondisi setiap harinya. Bagaimanapun, ia merasa cukup baik setelah mencoba naik motor kembali. Meskipun begitu, lututnya merupakan bagian yang paling terkena dampak dari cedera tersebut.
Bagnaia kemudian mengungkapkan bahwa cedera yang dialaminya adalah hematoma di lutut yang turun hingga ke kakinya. Ia menyebutkan, “Hematoma terbesar ada di bagian lutut kanan saya akibat tabrakan dengan Binder. Ini akan menjadi masalah dalam menggerakkan kaki saya.”
Terkait dengan highside yang dialaminya, Bagnaia merasa bahwa ia hampir mengalami kecelakaan tiga kali saat pemanasan di sirkuit Catalunya. Ia mengungkapkan bahwa ban belakang keras yang ia gunakan tidak cukup panas. Setelah melihat data dan menemukan penyebabnya, Bagnaia menyimpulkan bahwa kecelakaan tersebut semata-mata disebabkan oleh masalah ban dan bukan karena masalah elektronik atau gaya berkendara.
“Dari motor, saya merasakan bahwa cengkraman ban belakang tidak ada saat pemanasan. Saya hampir jatuh tiga kali tanpa menggeber motor,” ungkap Bagnaia. “Ketika saya membuka gas, ban belakang tergelincir. Kami memeriksa data dan menganalisis semuanya, baik dari segi mekanik, elektronik, maupun gaya berkendara. Tidak ada yang salah. Ini adalah kecelakaan aneh, jadi penting untuk memahami semuanya.”
Bagnaia juga mengkritik sirkuit Catalunya, menyebut bahwa “kita tidak bisa terus balapan di sana” meskipun sirkuit ini memiliki tempat tetap di kalender MotoGP. Menurut pembalap asal Italia ini, “Aspalnya memang buruk dan cengkeramannya juga buruk. Ini adalah balapan dengan jumlah kecelakaan terbanyak. Tikungan 5 seperti es. Sirkuit ini sudah melampaui batas dalam hal keselamatan. Ini adalah alasan lain mengapa saya jatuh.”