Strategi Ducati Menghadapi MotoGP Musim Ini dan Ancaman Terhadap Pecco Bagnaia.
Pada MotoGP Argentina 2016, Ducati mengalami episode bencana yang masih menghantui para petingginya. Dua pembalap mereka, Andrea Iannone dan Andrea Dovizioso, terlalu ambisius dalam merebut kemenangan sehingga melupakan bahwa mereka berada dalam naungan perusahaan yang sama. Direktur Olahraga Ducati Corse, Paolo Ciabatti, mengakui bahwa pembalap memiliki keinginan untuk menang, namun hal tersebut tidak seharusnya membuat mereka saling bersaing dengan cara yang berbahaya. Ducati belajar dari pengalaman tersebut dan memberikan instruksi jelas pada pembalap mereka untuk memperjuangkan gelar musim ini.
Pecco Bagnaia, pembalap Ducati, memiliki peluang besar untuk mempertahankan mahkotanya setelah mencatatkan prestasi yang impresif. Dengan 27 kali naik podium, termasuk 16 kemenangan dari 39 balapan, serta 4 kemenangan dan 6 tiga besar dalam Sprint Race tahun ini, Bagnaia memiliki modal yang kuat untuk meraih gelar juara. Namun, musim ini berbeda dengan musim lalu, karena lawan utamanya bukan lagi Fabio Quartararo dari Yamaha. Kali ini, Jorge Martin dari Pramac Racing dan Marco Bezzecchi dari VR46 Racing menjadi ancaman terbesar Bagnaia.
Meskipun Bagnaia memiliki tekanan lebih besar dari dalam timnya sendiri, Paolo Ciabatti menegaskan bahwa tidak ada instruksi tim yang diberikan pada pembalap Ducati. Hal ini merupakan keuntungan bagi Bagnaia, karena dia tidak akan merasa terbelenggu dengan tekanan yang datang dari instruksi tim. Dalam musim ini, Bagnaia harus bersaing dengan Enea Bastianini dari tim Gresini, dan beberapa kali dia mendengar bahwa hasil kemenangannya adalah hasil keputusan manajemen, bukan kemampuannya sendiri.
Dalam beberapa balapan terakhir, Jorge Martin semakin menunjukkan ancamannya sebagai pesaing Bagnaia. Namun, Paolo Ciabatti mengapresiasi pertarungan mereka dan mencatat bahwa keduanya tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal. Meskipun terdapat tekanan pribadi bagi Bagnaia ketika melihat kedua rivalnya saling bersaing, Ciabatti mengingatkan bahwa mereka harus tetap saling menghormati dan berusaha mengalahkan rekan setimnya tanpa melakukan manuver yang terlalu ambisius.
Mengenai kritikan terhadap Bagnaia bahwa dia telah diremehkan dalam kariernya, Paolo Ciabatti membela sang pembalap dan menyatakan bahwa hasil yang ia raih musim lalu adalah berkat kerja kerasnya sendiri. Ciabatti menunjukkan bahwa statistik menunjukkan Bagnaia secara jelas lebih unggul dibandingkan dengan pembalap lain dalam hal memimpin putaran. Sementara itu, Ciabatti juga menyadari bahwa karakter Bagnaia cenderung lebih tenang dibandingkan beberapa pembalap lain, dan itu adalah bagian dari kepribadiannya yang tidak bisa diubah.
Dalam kesimpulannya, Ducati ingin melihat para pembalapnya saling menghormati dan saling berusaha mengalahkan rekan setimnya tanpa melakukan manuver yang terlalu berisiko. Mereka belajar dari pengalaman di MotoGP Argentina 2016 dan memberikan instruksi jelas pada pembalap mereka untuk menjaga keselamatan dan kebersamaan dalam tim. Saat ini, Bagnaia harus menjaga performa terbaiknya dan menghadapi persaingan dari dalam timnya sendiri untuk meraih gelar juara.