Circuit Phillip Island: Tantangan Kecepatan di Sirkuit Legendaris

16910470790343 jpg

Circuit Phillip Island: Sejarah, Karakteristik, dan Prediksi MotoGP Australia.

Circuit Phillip Island adalah salah satu sirkuit yang dibangun pada tahun 1956 dan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia pertama kali pada tahun 1989 setelah mengalami renovasi dan modernisasi empat tahun sebelumnya dengan biaya investasi sebesar lima juta dolar Australia (sekitar tiga juta euro). Sejak tahun 1997, sirkuit ini menjadi salah satu acara yang wajib ada dalam kalender kejuaraan dunia dan telah menjadi sirkuit kedua dengan kecepatan rata-rata tertinggi (176,5 km/jam).

Dengan panjang lintasan 4.448 meter, sirkuit ini memiliki tujuh tikungan ke kiri dan lima tikungan ke kanan. Tiga bagian dari lintasan ini dinamai berdasarkan nama-nama pembalap legendaris Australia, yaitu Mick Doohan, Wayne Gardner, dan Casey Stoner. Terletak di pulau dengan nama yang sama, sekitar 140 kilometer di selatan Melbourne, sirkuit ini ditandai dengan angin dari Laut Tasmania yang mempengaruhi cara mengendarai dan penyetelan motor. Álex Crivillé, satu-satunya pembalap Spanyol yang menjadi juara dunia kelas 500cc, menganalisis situasi terkini Grand Prix Australia, yang merupakan seri ke-16 musim ini yang akan digelar akhir pekan ini di sirkuit Phillip Island.

Dalam wawancara tersebut, Crivillé memberikan pandangannya tentang kemampuan Jorge Martín untuk pulih setelah kecelakaan di Mandalika. Menurutnya, Martín pasti sudah melupakan kejadian tersebut dan belajar dari kesalahan. Meskipun sebelumnya belum pernah menghadapi situasi seperti ini, sebagai pemimpin klasemen MotoGP dengan sisa enam seri lagi, Martín terlalu bernafsu dan terburu-buru dalam balapan di Mandalika. Namun, kesalahan adalah hal yang lumrah bahkan bagi juara besar. Martín sebenarnya nyaman dengan balapan yang sedang dia jalani, tetapi lebih baik jika dia bisa mengelola keunggulan yang dimilikinya. Dia pasti sudah belajar dari pengalaman ini dan dengan masih ada banyak balapan yang tersisa, dia masih bisa mengejar ketertinggalannya. Juara akan menjadi mereka yang membuat sedikit kesalahan dan memenangkan lebih banyak balapan.

Crivillé juga memberikan pandangannya tentang Pecco Bagnaia, yang berhasil bangkit dan memenangkan Grand Prix Indonesia untuk merebut kembali posisi puncak klasemen MotoGP. Menurutnya, ketenangan yang dimiliki Bagnaia adalah senjatanya yang utama. Bagnaia adalah seorang pembalap yang sangat tenang dan tidak pernah kehilangan konsentrasi, meskipun situasinya sulit. Dia pernah melakukan banyak kesalahan di masa lalu. Sebagai juara dunia MotoGP saat ini, dia merasa tekanan untuk mempertahankan gelar tersebut. Karakternya membantunya dalam situasi sulit, tetapi dia juga menghadapi pembalap Ducati yang merupakan kebalikannya, yaitu Jorge Martín yang penuh semangat dan agresif.

Maverick Viñales, setelah finis kedua di Mandalika, datang ke Phillip Island, salah satu sirkuit favoritnya di mana dia pernah memenangkan balapan pada tahun 2018. Menurut Crivillé, Viñales memiliki peluang besar untuk meraih kemenangan pertamanya bersama Aprilia. Viñales secara konsisten berada di posisi podium dan hampir saja memenangkan balapan pertamanya bersama Aprilia. Phillip Island sangat cocok dengan gaya balapnya dan motor Aprilia memiliki traksi yang baik. Secara teori, dia adalah favorit yang jelas.

Ketika ditanya tentang prediksinya untuk podium MotoGP di Grand Prix Australia, Crivillé memprediksi Maverick Viñales, Pecco Bagnaia, dan Jorge Martín.

Kemudian, Crivillé juga memberikan tanggapannya tentang dominasi Pedro Acosta di Moto2, yang telah mengumpulkan keunggulan 65 poin di puncak klasemen setelah meraih tujuh kemenangan sepanjang tahun di Mandalika. Menurutnya, keunggulan Acosta tersebut luar biasa. Acosta sangat baik dalam mengelola ban dan membaca jalannya balapan. Dia telah belajar banyak dari kesalahannya musim lalu dan saat ini berada dalam performa yang sangat baik. Dia tahu bahwa saat ini dia adalah yang terbaik, berada di tim terbaik, dan masa depannya di MotoGP sudah terjamin. Semua ini membuatnya bisa mengendarai dengan tenang. Dengan keunggulan poin yang dimilikinya, dia bisa membiarkan dirinya melakukan kesalahan kecil. Keunggulan poin yang dimilikinya membuatnya bisa mengendarai dengan santai, penuh semangat, dan tanpa kekhawatiran. Gelar juara sudah ada di genggamannya.

Terakhir, Crivillé memberikan pandangannya tentang Jaume Masià, yang berhasil mengukuhkan posisinya di puncak klasemen Moto3 dengan keunggulan 16 poin atas Ayumu Sasaki dan 17 poin atas Daniel Holgado. Menurutnya, pengalaman Masià bisa menjadi faktor penentu dalam pertarungan akhir untuk merebut gelar juara Moto3. Dengan keunggulan poin yang dimilikinya, Masià bisa memanfaatkan pengalamannya dengan baik. Balapan Moto3 sangatlah kacau dan sulit untuk membaca jalannya balapan karena pembalap bisa melewati dari segala arah. Persaingan di Moto3 pada akhir musim ini sangat ketat.

Dalam kesimpulannya, Crivillé memberikan pandangannya tentang situasi terkini di MotoGP dan Moto2. Dia melihat potensi pemulihan Jorge Martín, kekuatan serenitas Pecco Bagnaia, peluang kemenangan Maverick Viñales, dan dominasi Pedro Acosta serta pengalaman Jaume Masià sebagai faktor penting dalam perburuan gelar juara.

By VR46 Fans

Pecinta MotoGP yang berharap Valentino Rossi kembali muda dan berharap melihat Rossi kembali meraih juara dunia lagi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version