Maverick Vinales mengungkapkan penyesalannya karena tidak bisa menggunakan perangkat baru di MotoGP Malaysia. Pembalap Spanyol itu merasa dirugikan karena tidak bisa memakai perangkat tersebut, namun ia juga merasa tidak bisa berkomentar lebih lanjut terkait hal tersebut. Aleix Espargaro, rekan setimnya, juga enggan memberikan tanggapan terkait keluhan Vinales. Saat Motorsport.com mencoba menggali informasi lebih lanjut, semua pihak Aprilia yang dimintai keterangan menolak untuk membicarakan hal tersebut. Namun, Motorsport.com berhasil memastikan bahwa keluhan dari pabrikan pesaing telah membuat Aprilia harus berhenti menggunakan spesifikasi kopling terbaru yang dimasukkan ke dalam RS-GP dengan tujuan mempercepat start.
Salah satu aspek yang membuat Espargaro dan Vinales merasa lebih dirugikan dibandingkan dengan para pesaingnya adalah keluhan dari pabrikan pesaing yang memaksa Aprilia untuk berhenti menggunakan spesifikasi kopling terbaru. Beberapa sumber yang dimintai keterangan menduga bahwa klaim tersebut berasal dari KTM, yang menganggap bahwa versi kopling yang dipermasalahkan tidak sesuai dengan peraturan teknis. Faktanya, peraturan ini sedang ditinjau karena menghadirkan beberapa area abu-abu. Pada awalnya, manajer teknis kejuaraan memberikan lampu hijau untuk komponen tersebut, mengingat tidak bekerja sepenuhnya secara otomatis, melainkan membutuhkan tindakan pengemudi.
Seorang insinyur lintasan di paddock Sepang mengatakan bahwa Anda hanya perlu menonton video tentang bagaimana Aprilia melakukan start, untuk memahami bahwa ini adalah kopling otomatis, seperti yang digunakan di Formula 1. Hal yang menarik dari kasus ini adalah, sejak awal musim, KTM telah mengembangkan sistem start baru pada RC16 yang memungkinkan mereka mengambil langkah besar ke depan. Sistem yang diperkenalkan oleh KTM pada Juni lalu membuat motor ini menjadi motor dengan performa terbaik di seluruh grid. “Sungguh luar biasa bahwa Binder start dari baris keempat dan di tikungan pertama dia memimpin balapan, itu benar-benar perlu diselidiki,” ungkap seorang teknisi veteran dari casa Noale kepada Motorsport.
Sebagai hasil dari keluhan para rider tentang masalah mereka saat start, Aprilia mendesain kopling yang, secara teoritis, tidak otomatis tetapi pengoperasiannya sama seperti kopling otomatis, yang menyebabkan keluhan yang disebutkan di atas dan harus dilepas. KTM meminta komisi teknis untuk memodifikasi peraturan yang berlaku saat ini untuk mendapatkan homologasi koplingnya sendiri, yang beroperasi sangat mirip dengan kopling Aprilia. Untuk saat ini, pabrikan asal Austria tersebut secara sukarela menarik sistem tersebut dari sepeda motornya di balapan terakhir di Thailand, menunggu kemungkinan modifikasi peraturan yang memungkinkan mereka untuk menggunakannya lagi. Dengan Aprilia dan KTM tidak dapat menggunakan kopling baru mereka, Ducati, yang merupakan pabrikan yang tiga tahun lalu mulai bekerja dengan karbon dan bantuan elektronik dalam sistem gesekannya, sekali lagi memiliki perangkat knalpot terbaik dan tercepat di grid MotoGP.
Dengan adanya permasalahan terkait kopling ini, MotoGP menjadi semakin menarik untuk diikuti oleh para pecinta balap motor. Semua pabrikan berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi terbaik agar dapat memberikan performa terbaik di lintasan. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di dunia MotoGP sangat ketat dan tidak ada yang bisa diprediksi. Meskipun terdapat perbedaan pendapat dan keluhan antara para pembalap dan pabrikan, hal ini juga menunjukkan bahwa setiap pihak berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam setiap balapan. Para penggemar MotoGP tentu akan semakin penasaran untuk melihat bagaimana perkembangan teknologi di MotoGP ke depannya.