Peraturan Tekanan Ban MotoGP Menuai Kontroversi

1699930462 enea bastianini ducati team 1 jpg

Aturan Tekanan Ban MotoGP: Keluhan Pembalap dan Dampaknya Terhadap Balapan

MotoGP telah memberlakukan aturan tekanan ban minimum untuk menutup area abu-abu dalam buku peraturan. Aturan ini menetapkan bahwa pembalap tidak boleh menggunakan tekanan ban di bawah 30 persen selama sprint dan 50 persen selama grand prix. Peraturan ini mulai berlaku sejak MotoGP Inggris pada Agustus, ketika Sistem Manajemen Tekanan Ban yang baru ditetapkan.

Para pembalap telah mengungkapkan ketidakpuasan terhadap aturan tekanan ban depan minimum yang dipaksakan sebesar 1,88 bar (27,26psi). Mereka merasa bahwa aturan ini membuat mereka kehilangan ruang untuk bermain sebelum tekanan ban depan menjadi lebih sulit diatur. Selain itu, tekanan ban yang meningkat dengan cepat saat mengikuti motor lain dapat menyebabkan ban depan lebih banyak mengunci.

Enea Bastianini, salah satu pembalap MotoGP, mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap aturan tekanan ban depan minimum. Ia menyatakan bahwa aturan ini membuat para pembalap tidak dapat mengendarai motor dengan kecepatan 100 persen. Bastianini juga menyoroti bahwa aturan ini dapat menghancurkan gaya balap dan berharap aturan tersebut dapat direvisi untuk musim balapan mendatang.

Aleix Espargaro, pembalap lain yang ikut dalam kejuaraan MotoGP, juga menyampaikan ketidakpuasannya terhadap aturan tekanan ban. Ia mengungkapkan bahwa aturan ini dapat merusak kejuaraan dan membuat pembalap harus lebih konservatif dengan pengaturan tekanan ban karena takut mendapat penalti. Hal ini tentu saja dapat memengaruhi strategi balap dan kinerja para pembalap di lintasan.

Brad Binder dari KTM juga mengkritik aturan tekanan ban minimum ini. Ia menyatakan bahwa aturan tersebut, yang diberlakukan dengan alasan keamanan, sama sekali tidak aman. Menurutnya, tekanan ban yang terlalu tinggi dapat membuat pembalap kehilangan kontrol atas motor dan meningkatkan risiko kecelakaan di lintasan.

Para pembalap telah berupaya menyampaikan keluhan mereka terkait aturan tekanan ban minimum kepada pihak terkait, termasuk Michelin dan para pembuat kebijakan MotoGP. Namun, hingga saat ini belum ada perubahan yang signifikan terkait aturan tersebut. Meskipun demikian, para pembalap tetap berharap agar aturan tekanan ban minimum dapat direvisi untuk memperbaiki kondisi balapan di masa depan.

Setelah GP Malaysia, dua pembalap yang menjadi penantang gelar juara, yakni Jorge Martin dan Francesco Bagnaia, mendapat peringatan karena menggunakan tekanan angin di bawah batas minimum. Hal ini membuka peluang bahwa kejuaraan dapat ditentukan melalui penalti waktu dalam dua putaran berikutnya. Dampak dari aturan tekanan ban minimum ini dapat memengaruhi persaingan dan hasil akhir dari kejuaraan MotoGP.

Dalam menghadapi keluhan dari para pembalap, pihak penyelenggara dan pabrikan ban perlu mempertimbangkan ulang aturan tekanan ban minimum ini. Keseimbangan antara keamanan dan kinerja harus menjadi perhatian utama dalam menetapkan aturan yang berlaku di MotoGP. Dengan demikian, diharapkan aturan tersebut dapat direvisi untuk menciptakan kondisi balapan yang lebih aman dan kompetitif bagi para pembalap MotoGP.

By Dita

Pecinta MotoGP yang berharap Valentino Rossi kembali muda dan berharap melihat Rossi kembali meraih juara dunia lagi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version