Kontroversi seputar performa ban Michelin di MotoGP semakin memanas menjelang akhir musim. Beberapa pembalap utama, seperti Jorge Martin, Aleix Espargaro, dan Francesco Bagnaia, secara terbuka mengkritik kualitas ban yang dinilai tidak sesuai dengan level kejuaraan. Mereka merasa bahwa kejuaraan dunia MotoGP tidak seharusnya ditentukan oleh kompon yang tidak berfungsi dengan baik. Hal ini menjadi perdebatan serius di antara pembalap, pabrikan, dan pemasok ban, yang semakin memperumit persaingan untuk meraih gelar juara.
Jorge Martin, pembalap asal Spanyol, mengungkapkan kekecewaannya terhadap performa ban Michelin setelah hanya mampu menempati posisi ke-10 di grand prix Qatar. Ia menyalahkan ban yang tidak berfungsi dengan baik sebagai alasan utama dari penurunan performa dirinya. Hal ini juga menjadi perhatian serius bagi Francesco Bagnaia, yang saat ini memimpin klasemen dengan keunggulan 21 poin dari Martin. Kritik terhadap kualitas ban ini juga disampaikan oleh Aleix Espargaro, yang menyatakan bahwa ban tidak sesuai dengan level kejuaraan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar terkait kredibilitas Michelin sebagai pemasok tunggal ban untuk MotoGP.
Piero Taramasso, manajer utama Michelin, memberikan tanggapan terkait keluhan-keluhan dari para pembalap. Ia menyatakan bahwa investigasi terhadap ban Jorge Martin sedang berlangsung, dan pihaknya sedang menganalisa informasi yang diperoleh. Taramasso juga menjelaskan bahwa ban yang digunakan langsung di sirkuit Losail belum dipanaskan atau digunakan sebelum balapan, yang menjadi faktor yang mempengaruhi performa ban tersebut. Namun, tanggapan ini tidak sepenuhnya memuaskan para pembalap dan pihak terkait, yang semakin mempertanyakan kualitas ban Michelin.
Marc Marquez, pembalap berpengalaman dalam MotoGP, juga menyatakan keprihatinannya terhadap performa ban Michelin. Ia mengungkapkan bahwa ban terlalu baik sehingga ketika ada yang sedikit lebih buruk, hal tersebut sangat terlihat. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap kualitas ban Michelin yang sebelumnya dianggap sebagai pemasok ban yang handal dan berkualitas. Kejadian di Qatar semakin memperkuat pandangan bahwa Michelin harus melakukan kampanye anti-transparansi untuk menghindari kecurigaan terhadap proses pemberian kompon ban.
Selain itu, kejadian di Qatar juga membuka diskusi terkait transparansi proses pemberian kompon ban yang dilakukan setiap hari Kamis. Para pembalap dan pabrikan menuntut agar proses ini harus lebih transparan dan terbuka, dengan kehadiran satu perwakilan per konstruktor. Hal ini diharapkan dapat menghindari kecurigaan terhadap pemberian kompon ban yang tidak adil dan tidak transparan. Michelin harus melakukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kualitas ban mereka dan memastikan bahwa kejuaraan MotoGP tidak terpengaruh oleh masalah teknis yang seharusnya dapat diatasi dengan baik.
Kontroversi seputar performa ban Michelin di MotoGP menjadi perhatian serius bagi seluruh pihak terkait. Kualitas ban yang dinilai tidak sesuai dengan level kejuaraan menjadi perdebatan serius di antara pembalap, pabrikan, dan pemasok ban. Michelin harus melakukan langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kualitas ban mereka dan memastikan bahwa kejuaraan MotoGP tidak terpengaruh oleh masalah teknis yang seharusnya dapat diatasi dengan baik. Transparansi proses pemberian kompon ban juga menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh Michelin untuk menghindari kecurigaan terhadap pemberian kompon ban yang tidak adil dan tidak transparan.