Marco Bezzecchi dan Marc Marquez terlibat dalam insiden di putaran pertama balapan yang membuat pembalap Italia itu terjatuh, tanpa sanksi bagi pembalap asal Spanyol tersebut. Bezzecchi bahkan pergi ke motorhome Marquez untuk menegurnya atas tindakannya.
Setelah itu, pembalap asal Rimini itu meluapkan kekesalannya di depan Marquez. Marquez memutuskan untuk mengakhiri balapan saya di tikungan ketiga. Dia melakukan hal yang sama seperti yang dia lakukan di Thailand: dia menendang saya di punggung. Masalahnya adalah kali ini dia melakukannya dengan lebih keras, dan saya mengalami cedera di bahu dan kaki kiri saya. Gaya balapnya tidak pantas untuk dijelaskan. Mereka memutuskan untuk tidak menunjukkan rekaman ulang karena tindakan itu sangat kotor. Ini Marquez, jadi tidak ada yang boleh menyentuhnya. Mereka menyelidiki, tapi tidak melakukan apa-apa. Para komisaris tidak pernah menyentuh Marc, padahal dia adalah pembalap MotoGP yang paling kotor,” tegasnya.
Pembalap dari Akademi Valentino Rossi itu pergi untuk mendiskusikan semuanya dengan Carlos Ezpeleta dan para komisaris. “Selalu ada insiden balapan bagi para komisaris. Ketika Anda membuat seorang pembalap jatuh, setidaknya Anda pantas mendapat hukuman. Balapan ini terdiri dari 27 putaran, dan jika Anda menjatuhkan saya di tikungan ketiga, Anda pantas mendapat hukuman. Saya mencoba berbicara dengan para komisaris, tapi mereka tidak mau berbicara dengan saya. Saya mencoba berbicara dengan Carlos Ezpeleta, tapi dia juga tidak mau berbicara dengan saya, jadi kemudian saya pergi ke motorhome Marquez untuk berbicara dengannya. Dia bilang tidak melihat saya, tapi itu tidak mungkin,” ungkapnya.
Pembalap dari VR46 itu memberikan pesan kepada Marquez untuk musim depan dan kedatangannya ke pabrik Borgo Panigale. Marquez tidak akan menghormati pembalap Ducati tahun depan, tapi saya akan melakukan hal yang sama,” paparnya.
Marc Marquez membalas komentar dari pembalap Italia tersebut tanpa ingin terlalu banyak membahas masalah tersebut karena ia lebih ingin berbicara tentang perpisahannya dengan Repsol Honda. “Saya tidak akan membuang waktu dengan Bezzecchi, saya tahu dia datang ke motorhome tetapi saya tidak akan memberikan komentar apa pun karena itu bisa tidak pantas. Saya pikir dia akan menyesal atas apa yang dia katakan ketika dia datang ke motorhome, tapi mungkin saat dia lebih matang. Tindakan itu jelas terjadi di putaran pertama, jika Anda ingin tetap di luar untuk mengembalikan posisi di tikungan 4, Anda berisiko kalah. Titik,” tegasnya.
Dalam situasi ini, kedua pembalap tersebut memiliki pandangan yang berbeda mengenai insiden yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di MotoGP memang sangat ketat dan kadang-kadang dapat menimbulkan konflik antar pembalap. Namun, penting bagi kedua belah pihak untuk tetap mengedepankan sportivitas dan menjaga etika balapan agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang.
Selain itu, peran komisaris balap juga sangat penting dalam menegakkan aturan dan memberikan sanksi yang sesuai jika terjadi insiden di lintasan. Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, tanpa memandang siapa pembalapnya. Komisaris harus dapat bertindak secara objektif dan profesional untuk menjaga fair play dalam setiap balapan.
Dari sudut pandang penggemar MotoGP, insiden seperti ini juga dapat menjadi bahan perdebatan dan diskusi yang menarik. Setiap pembalap memiliki pendukungnya masing-masing, dan tentu saja akan ada beragam pendapat mengenai insiden ini. Namun, penting untuk tetap menghormati pendapat orang lain dan tidak terjebak dalam konflik yang berlebihan.
Sebagai pembalap profesional, baik Marco Bezzecchi maupun Marc Marquez harus mampu mengontrol emosi dan menyelesaikan konflik dengan cara yang lebih dewasa. Kesehatan dan keselamatan para pembalap harus tetap menjadi prioritas utama, dan konflik seperti ini seharusnya dapat diselesaikan dengan cara yang lebih baik, baik di lintasan maupun di luar lintasan.
Dengan berbagai peristiwa yang terjadi di MotoGP, semoga para pembalap dan pihak terkait dapat belajar dari pengalaman ini dan menjadikannya sebagai pembelajaran untuk meningkatkan profesionalisme dan sportivitas di balapan-balan MotoGP. Semoga insiden seperti ini tidak terulang di masa mendatang, dan MotoGP tetap menjadi ajang balapan yang menarik dan penuh dengan sportivitas.