Davide Brivio, Si Juru Strategi MotoGP yang Kini Beralih ke Tim Trackhouse
Davide Brivio, nama yang sudah tak asing lagi di dunia balap MotoGP. Pria asal Italia ini baru-baru ini membuat keputusan mengejutkan dengan beralih ke tim Trackhouse Racing Team setelah tiga tahun bekerja di Alpine. Keputusan ini tentu saja menimbulkan banyak spekulasi dan pertanyaan dari para penggemar balap MotoGP. Namun, sebelum kita membahas lebih jauh mengenai keputusan Brivio, mari kita lihat sedikit latar belakang dari sosok yang satu ini.
Brivio sebelumnya telah membawa Suzuki meraih gelar juara dunia kelas premier pertamanya dalam 20 tahun terakhir, dengan Joan Mir memenangi kejuaraan pada 2020 di bawah kepemimpinannya. Keputusannya untuk meninggalkan Suzuki dan beralih ke F1 bersama Alpine merupakan kejutan besar bagi tim yang berbasis di Hamamatsu tersebut. Namun, sepertinya Brivio memiliki alasan kuat untuk melakukan perpindahan ini.
Meskipun ada beberapa laporan yang mengaitkannya dengan potensi kepindahannya ke Honda, dapat dipahami bahwa Brivio telah berkomitmen untuk bergabung dengan skuad Trackhouse baru yang telah bergabung dengan grid tahun ini setelah mengambil alih entri milik RNF dan mitranya, CryptoDATA. Brivio akan menggantikan PJ Rashidi, yang awalnya dipilih sebagai direktur perusahaan asal Amerika tersebut.
Kepergiannya dari Alpine dikonfirmasi pada akhir tahun lalu. Pria berusia 59 tahun ini pindah ke Trackhouse setelah tiga tahun bekerja di Alpine dan memegang berbagai peran. Awalnya ditunjuk sebagai direktur balap tim Formula 1 di bawah kepemimpinan CEO perusahaan Luca de Meo, Brivio menghabiskan 1,5 tahun terakhir sebagai kepala program pembalap muda.
Tim Trackhouse yang akan ia gabung pada 2024 diharapkan dapat membantu Aprilia dalam pengembangan dan evolusi RS-GP. Tim Justin Marks telah meminta dua motor spesifikasi 2024 untuk Miguel Oliveira dan Raul Fernandez, yang keduanya mempertahankan posisi mereka di tim satelit di tengah masa transisi dari RNF ke Trackhouse. Oliveira telah mengendarai motor yang sama di tes pramusim Sepang dengan pembalap pabrikan Aleix Espargaro dan Maverick Vinales.
Sementara itu, kedua belah pihak berharap Fernandez akan memulai musim dengan motor 2023, tetapi beralih ke sasis baru (tetapi tidak dengan mesin, yang harus tetap sama untuk tahun ini sesuai dengan peraturan) di sekitar tes pra-musim di Jerez, yang menandai pemberhentian keempat dalam kalender.
Pengaruh CEO Aprilia, Massimo Rivola, telah memainkan peran penting dalam perekrutan Brivio, yang memiliki rekam jejak yang patut ditiru di MotoGP bersama Yamaha dan Suzuki. Intervensinya sangat penting dalam perekrutan Valentino Rossi oleh Yamaha pada 2004, yang saat itu baru saja memenangi tiga gelar juara bersama Honda. Kemudian, Brivio juga bertanggung jawab dalam perekrutan Jorge Lorenzo, bahkan sebelum pembalap Spanyol itu meraih gelar juara dunia 250cc secara beruntun di tahun 2006-2007. Ia kemudian direkrut oleh Suzuki untuk memimpin kembalinya mereka ke kejuaraan dunia pada tahun 2015.
Dengan pengalaman dan rekam jejak yang dimilikinya, tentu saja kehadiran Brivio di tim Trackhouse Racing Team menjadi sebuah angin segar. Diharapkan bahwa kehadirannya akan membawa dampak positif bagi tim dan pembalapnya. Brivio sendiri juga telah menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tim dan membawa prestasi gemilang bagi tim-tim sebelumnya. Dengan demikian, kita pun menantikan bagaimana perjalanan karier Brivio selanjutnya di dunia balap MotoGP.
Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa keputusan Brivio untuk bergabung dengan tim Trackhouse Racing Team merupakan langkah yang sangat strategis. Dengan pengalaman dan rekam jejaknya yang cemerlang, Brivio diharapkan dapat membawa tim Trackhouse Racing Team menuju kesuksesan yang lebih besar. Semoga kehadiran Brivio di tim ini dapat membawa dampak positif bagi perkembangan balap MotoGP, dan tentunya menjadi salah satu faktor penentu dalam meraih prestasi gemilang di masa depan.