Ban Pirelli di Moto2: Belajar dari Kesalahan Pilihan Ban

1710742615 alonso lopez speedup racing jpg

Pada akhir pekan lalu, tim IntactGP harus mengakui bahwa pilihan ban yang mereka ambil untuk balapan pertama musim Moto2 2024 di Losail, Qatar, ternyata salah. Jurgen Lingg, manajer tim tersebut, mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan menggunakan ban Pirelli yang baru bagi tim mereka yang selama ini telah setia dengan ban Dunlop selama lebih dari satu dekade.

Format akhir pekan di Losail membuat segalanya menjadi lebih rumit. Latihan bebas pertama yang digelar pada Jumat siang tidak memberikan banyak data berguna, sedangkan sesi latihan sore berlangsung dalam kondisi basah. Kualifikasi dilaksanakan pada Sabtu sore, sehingga tim-tim hanya memiliki sedikit informasi sebelum langsung memasuki balapan pertama tahun ini.

Dalam balapan tersebut, sebanyak 16 pembalap memilih menggunakan ban belakang SC1 Pirelli yang lebih keras, sementara 13 pembalap lainnya memilih ban SC0 yang lebih lunak. Ternyata, ban soft menjadi pilihan yang lebih baik, terbukti dengan ketiga pembalap yang naik podium menggunakan ban SC0. Sebaliknya, pembalap yang menggunakan ban SC1 mengalami penurunan performa drastis di beberapa kasus.

Contohnya adalah Aron Canet, yang mencatat waktu tercepat di lap ketiga namun kemudian mengalami penurunan performa signifikan. Hal serupa juga dialami oleh Tony Arbolino, yang sejak lap kedelapan sudah melewati batas waktu dua menit per lap. Meskipun demikian, para pemimpin klasemen mampu mempertahankan waktu 1:59 mereka.

Namun, meskipun Alonso Lopez berhasil menjadi pemenang balapan, namun waktu yang dicapainya lebih lambat sekitar 13 detik dibandingkan dengan balapan musim gugur sebelumnya yang menggunakan ban Dunlop. Hal ini menunjukkan bahwa tim-tim masih harus banyak belajar tentang cara mengelola ban Pirelli yang baru.

Menurut Alex Baumgartel, salah satu pendiri Kalex, tim-tim harus fokus untuk menemukan dasar dalam mengatur ban Pirelli ini. Menurutnya, keseimbangan, prosedur pemanasan, dan cara membuat ban bekerja harus menjadi prioritas dalam set-up motor. Baumgartel juga menekankan bahwa kecepatan balapan saat ini jauh lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya, dan masih banyak hal yang harus diperbaiki dalam mengelola ban baru ini.

Perlu diingat bahwa ban Pirelli yang digunakan dalam Moto2 sebelumnya telah digunakan dalam World Superbike (WSBK) selama bertahun-tahun. Namun, meskipun demikian, tidak bisa langsung disamakan karena motor Moto2 memiliki karakteristik yang berbeda dengan Superbike. Baumgartel menegaskan bahwa setiap tim harus mendapatkan pengalaman sendiri dalam mengelola ban Pirelli ini.

Dalam persiapan menuju musim ini, tim-tim Moto2 telah melakukan dua tes di Portimao dan Jerez. Meskipun masih terlalu dini untuk membuat penilaian yang pasti, namun beberapa tim seperti Kalex masih menunggu informasi lebih lanjut terkait performa ban dan bagaimana menyesuaikan desain sasis dengan komponen baru ini.

Dalam balapan pertama musim ini, tim Speed Up berhasil meraih kemenangan berkat Alonso Lopez yang menggunakan sasis Boscoscuro. Meskipun demikian, masih terlalu dini untuk menilai apakah Pirelli lebih cocok dengan satu sasis atau sasis lainnya. Baumgartel menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan paket tim agar bisa bersaing dengan tim-tim lain yang juga semakin kuat.

Dengan dimulainya era ban Pirelli di Moto2, para tim harus terus belajar dan mengembangkan strategi baru dalam mengelola ban yang berbeda dengan sebelumnya. Meskipun tantangan besar di awal musim, namun hal ini menjadi kesempatan bagi tim untuk terus berkembang dan meningkatkan performa mereka di setiap balapan selanjutnya.

By Dita

Pecinta MotoGP yang berharap Valentino Rossi kembali muda dan berharap melihat Rossi kembali meraih juara dunia lagi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version