Mobil listrik semakin populer di Indonesia, terutama dengan kemudahan pengisian daya dan jarak tempuh yang semakin meningkat. Salah satu contoh mobil listrik yang cukup menarik perhatian adalah Hyundai Ioniq 6. Mobil ini memiliki baterai Liquid cooled Lithium-ion berkapasitas 77,4 kWh dan penggerak semua roda atau all wheel drive (AWD). Dengan sekali pengisian penuh, Hyundai Ioniq 6 diklaim bisa menempuh jarak sejauh 519 km.
Kemampuan mobil listrik untuk mengecas cepat juga menjadi daya tarik tersendiri. Hyundai Ioniq 6 bisa diisi hingga 80 persen dalam waktu 18 menit dengan pengisian arus DC 350 kW. Bahkan dengan arus DC 50 kW yang umum di Indonesia, pengisian daya baterai hanya membutuhkan waktu 73 menit.
Pada musim mudik lebaran kemarin, saya mencoba menantang diri untuk membawa Hyundai Ioniq 6 dari Bekasi ke Semarang yang jaraknya lebih dari 400 km tanpa mengisi ulang baterai di tengah perjalanan. Dengan baterai full dan daya jangkau mencapai 600 km, perjalanan kami dimulai dengan lancar lewat Tol Trans Jawa.
Selama perjalanan, fitur Smart Cruise Control yang ada di Hyundai Ioniq 6 sangat membantu dalam menjaga kecepatan dan jarak aman dengan kendaraan di depan. Rata-rata kecepatan yang kami tempuh adalah 90 km/jam, dengan sesekali menyalip untuk mempercepat perjalanan.
Saat baterai mendekati 20 persen, kami menerima notifikasi untuk segera mencari SPKLU. Beruntungnya, notifikasi itu muncul menjelang Gerbang Tol Kalikangkung, sehingga jarak ke Semarang sudah tidak terlalu jauh lagi. Kami memutuskan untuk keluar tol di Jatingaleh dan menemukan SPKLU di kantor PLN UID Jawa Tengah & Yogyakarta. Setelah diisi penuh, mobil dapat melanjutkan perjalanan dengan daya yang cukup untuk sampai ke tujuan di Ungaran.
Setelah kami kembali ke rumah di Bekasi pada saat arus balik, mobil listrik Hyundai Ioniq 6 justru terbukti lebih irit saat menghadapi kemacetan. Penggunaan energi listrik saat stop and go dalam kondisi macet ternyata lebih efisien daripada saat mobil digeber dengan kecepatan tinggi. Hal ini berbeda dengan kendaraan berbahan bakar fosil yang cenderung boros saat berada dalam kemacetan.
Meskipun kami terjebak macet selama 10,5 jam dari Semarang hingga Bekasi, total jarak tempuh 400,4 km dengan baterai tersisa 23 persen. Konsumsi energi rata-rata saat macet-macetan juga lebih irit daripada saat lalu lintas lancar, yaitu mencapai 7,4 km per kWh.
Dengan pengalaman tersebut, Hyundai Ioniq 6 membuktikan bahwa mobil listrik bisa menjadi pilihan yang ramah lingkungan dan efisien untuk perjalanan jarak jauh. Dengan kemajuan teknologi dan infrastruktur pengisian daya yang semakin berkembang, masa depan mobil listrik di Indonesia nampaknya semakin cerah.