Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Askolani, baru-baru ini menjadi sorotan publik akibat kasus viral terkait barang impor yang dikenakan pajak tinggi. Selain itu, kekayaan yang dimiliki oleh Dirjen Bea Cukai ini juga menjadi perbincangan hangat. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan oleh Askolani pada 28 Februari 2023 untuk periode 2022, total harta yang dimiliki oleh Dirjen Bea Cukai mencapai Rp 51.872.392.622 atau sekitar 51 milyar rupiah.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat peningkatan harta yang cukup signifikan sebesar Rp 8.605.910.085 atau sekitar 19,89 persen. Aset terbesar yang dimiliki oleh Askolani adalah surat berharga dengan nilai mencapai Rp 19.529.101.450. Nilai aset surat berharga ini mengalami peningkatan yang cukup besar yakni 119,78 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, aset terbesar kedua yang dimiliki oleh Askolani adalah tanah dan bangunan dengan total nilai mencapai Rp 17.002.044.000.
Selanjutnya, kas dan setara kas merupakan aset terbesar ketiga yang dilaporkan oleh Askolani, dengan nilai mencapai Rp 12.063.495.388. Di samping itu, Askolani juga memiliki aset berupa alat transportasi dan mesin senilai Rp 1.323.000.000. Ada tiga mobil yang masuk dalam aset alat transportasi dan mesin milik Askolani, antara lain:
1. Mobil Toyota Alphard 2.5 G AT AL30GA/T10 tahun 2018, hasil sendiri dengan nilai Rp 895.000.000
2. Mobil Nissan X-Trail 2.5 A/T tahun 2015, hasil sendiri dengan nilai Rp 203.000.000
3. Mobil Audi QS 2.0 TFSI AT tahun 2010, hasil sendiri dengan nilai Rp 225.000.000
Selain itu, terdapat aset harta bergerak lainnya senilai Rp 1.170.000.000 dan harta lainnya sejumlah Rp 1.174.842.084. Saat dilaporkan, Askolani juga tercatat memiliki utang sebesar Rp 390.090.300.
Keseluruhan harta kekayaan yang dimiliki oleh Direktur Jenderal Bea Cukai ini memperlihatkan sisi lain dari sosok penting di dalam institusi Bea Cukai. Meskipun tengah disoroti publik karena beberapa kontroversi terkait penagihan pajak, namun harta kekayaan yang dimiliki Askolani juga menunjukkan kedewasaan dalam berinvestasi dan mengelola keuangan pribadi. Semoga dengan transparansi yang ditunjukkan melalui pelaporan LHKPN ini, kepercayaan masyarakat terhadap Bea Cukai dan institusi terkait dapat semakin kuat dan kredibel.