La Fiesta di Box Prima Pramac di Le Mans

17156769898353

Pada suatu hari di Le Mans, suasana di box tim Prima Pramac begitu meriah. Gigi Dall’Igna, CEO Ducati Corse, datang untuk merayakan kemenangan dengan segelas bir di tangan dan berkas data di bawah lengannya. Begitu sang bos pergi, suasana semakin riuh: musik keras dari The Prodigy menggema, teriakan dan kegembiraan merayap di seluruh ruangan.

Salah satu yang hadir adalah Fonsi Nieto, direktur performa tim dan salah satu sosok penting dalam perkembangan Jorge Martín. Mantan pembalap tersebut dengan antusias menceritakan keberhasilan anak didiknya. “Masih banyak balapan yang harus dilalui, kita harus menunjukkan kekuatan di tengah-tengah persaingan. Di Jerez, dia ingin menang di kandang sendiri dan di Prancis juga. Dia meraih posisi pertama dalam semua sesi latihan kecuali satu, meraih pole position dan mengumpulkan poin maksimal. Sebuah akhir pekan yang luar biasa. Dia semakin matang, semakin fokus pada tujuannya, semakin cepat di lintasan, dan semakin menggunakan otaknya. Saya pikir setiap akhir pekan dia selalu membuat kemajuan. Beberapa waktu lalu saya berbicara dengan Gigi (Dall’Igna) dan saya tidak tahu di mana batas kemampuan Jorge, dia selalu memperbaiki dirinya, selalu melakukan yang terbaik, selalu bekerja keras, di rumah, dengan timnya, dengan pelatih fisiknya… Saya tidak tahu di mana batas kemampuannya,” paparnya.

Melihat penampilan Jorge yang semakin mengesankan, Fonsi Nieto tak henti-hentinya memuji. “Dia sedang menjalani musim yang luar biasa dan dia terus menunjukkan kemampuannya di lintasan. Selain itu, cara dia mengendarai motor begitu spektakuler, bahkan terlihat dari televisi. Dia semakin percaya diri. Oleh karena itu, saya tidak tahu di mana batas kemampuannya,” tambahnya.

Meskipun meraih kesuksesan, Fonsi menyarankan agar Jorge tidak terlalu fokus pada gelar juara dunia. “Saya bahkan tidak tahu berapa poin yang tersisa. Saat ini tidak boleh terpaku pada kejuaraan sebagai sebuah kejuaraan. Bisa dipikirkan bahwa saya sedang berjuang untuk kejuaraan, saya akan mencoba untuk tidak membuat kesalahan atau mungkin suatu hari puas dengan posisi kedua, tetapi jangan terlalu fokus pada kejuaraan itu,” tegasnya.

Tentu saja, di tim Prima Pramac, mereka juga turut memikirkan pilihan yang akan diambil Ducati terkait Jorge Martín, Marc Márquez, dan Bastianini. Fonsi pun tak ragu dalam mendukung Jorge. “Tentu saja, tempatnya ada di tim pabrikan menurut saya. Itu adalah keputusan sulit bagi Ducati, tetapi jika saya yang memilih, saya tidak akan ragu. Setiap akhir pekan dia selalu memperbaiki diri. Kami ingin Jorge tetap bersama kami, itulah yang telah kami tunjukkan di Prima Pramac dengan kerja keras kami, bahwa semua pembalap hebat yang pernah kami miliki akhirnya pindah ke tim pabrikan. Itu adalah bagian dari pekerjaan kami,” ungkapnya.

Jika Jorge pindah, kemungkinan besar akan digantikan oleh pembalap delapan kali juara dunia, Marc Márquez. Meski begitu, Fonsi begitu bersemangat dengan kemungkinan tersebut. “Tidak akan ada yang buruk dari itu. Bayangkan, bagi kami sebagai tim, jika Marc Márquez bisa datang, rasanya bulu kuduk akan berdiri. Kami berada dalam situasi yang sangat menyenangkan,” ujarnya sambil tersenyum.

Pesta terus berlanjut dengan bir yang mengalir, Prosecco, musik yang semakin keras, dan teriakan yang semakin bergema. Mereka mulai terbiasa dengan kesuksesan, namun kemenangan yang diraih dengan susah payah layak untuk dinikmati. “Kita harus menikmati ini,” ucap Fonsi sebelum memeluk salah satu mekaniknya yang sibuk merapikan peralatan sambil berteriak dan melompat.

By VR46 Fans

Pecinta MotoGP yang berharap Valentino Rossi kembali muda dan berharap melihat Rossi kembali meraih juara dunia lagi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version