Ducati, pabrikan motor legendaris asal Italia, kini tengah berada di persimpangan jalan yang menentukan. Mereka memiliki motor terbaik di grid balap saat ini, dan tidak mengherankan jika semua pesaing ingin berada di salah satu tim mereka. Namun, hadiah utamanya adalah menjadi bagian dari tim pabrikan. Saat ini, Pecco Bagnaia adalah satu-satunya yang memiliki kursi tersebut yang telah diperbarui kontraknya selama dua tahun sebelum musim ini dimulai.
Ducati memiliki tiga kandidat kuat untuk posisi tersebut: Enea Bastianini, Jorge Martín, dan Marc Márquez. Bastianini berharap untuk memperpanjang hubungannya, sementara dua lainnya berambisi untuk melangkah dari tim-tim swasta tempat mereka berada saat ini (nomor 89 di Prima Pramac dan nomor 93 di Gresini).
Menurut pengungkapan terbaru dari Gigi Dall’Igna, Ducati akan segera mengumumkan keputusannya. Selain itu, di puncak hierarki Ducati, mereka sadar bahwa kritik akan mengalir deras terlepas dari apa yang mereka lakukan. Hal ini diungkapkan oleh Claudio Domenicali, CEO Ducati, dalam sebuah wawancara dengan Corriere della Sera.
“Ini adalah situasi yang kompleks dalam arti positif. Semuanya berasal dari kerja keras yang telah kami lakukan. Yang jelas adalah bahwa setiap pilihan yang kami buat akan menarik kritik, tetapi harus diambil. Kami tidak akan memperpanjang pembicaraan ini karena menghormati para pembalap yang terlibat. Keputusan ini hampir tidak mungkin di beberapa aspek. Sulit bagi Jorge Martín untuk melakukan lebih baik dari yang dia lakukan dan Marc sedang berkembang dengan cara yang luar biasa. Bastianini tidak berada di depan dalam hal poin, tetapi dia melakukan balapan yang luar biasa di Le Mans,” ungkap sang pemimpin.
“Persaingan internal adalah stimulus untuk meningkatkan juga motor-motor. Di masa lalu, kami memilih dinamika lain, mengambil pembalap utama dan pembalap kedua, tetapi tidak menghasilkan hasil yang diinginkan. Memiliki dua pembalap yang kompetitif membantu menjaga level kualitas tinggi. Akhir-akhir ini, kami melihat Pecco terbaik, Jorge terbaik, Marc terbaik, dan Enea terbaik,” tambahnya.
Beralih pada sosok Marc Márquez, yang merupakan kakak dari pembalap terkenal, Ducati merasa bertanggung jawab atas “kebangkitan” juara dunia delapan kali tersebut. “Marc, saat naik di salah satu motor kami, telah kembali. Dia telah menghilangkan keraguan bagi mereka yang berpikir bahwa kita tidak akan pernah melihatnya dalam kondisi sebaik sebelum cedera,” tegas Domenicali.
Dengan demikian, Ducati tengah mempertimbangkan dengan matang siapa yang akan menjadi bagian dari tim pabrik mereka. Keputusan ini tidak hanya akan memengaruhi persaingan di lintasan balap, tetapi juga akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan teknologi dan performa motor mereka. Kita tunggu saja siapa yang akan duduk di kursi yang paling diidamkan di tim Ducati.