Pedro Acosta: Fenomena Baru di MotoGP yang Tak Bisa Ditiru
Dalam siniar Motorsport.com ‘Por Orejas’, pembalap tes KTM itu berkomentar mengenai dampak hadirnya Acosta di kelas utama musim ini.
Espargaro mengambil salah satu keputusan terpenting dalam hidupnya, yakni pensiun pada 2023 meski kontraknya sebagai pembalap masih ada satu tahun. Salah satu alasan yang mendorongnya untuk mengalah adalah pabrikan Austria butuh pelana untuk mutiara buruannya, Pedro Acosta. Ia merelakan motornya untuk pembalap Murcia tanpa harus memotong karier Augusto Fernandez.
Kehidupan Pol telah berubah secara substansial sejak saat itu. Ia telah menjadi komentator yang sukses di televisi, sesuatu yang, tanpa diduga, memenuhi kebutuhan profesionalnya secara penuh. Meski banyak bekerja di balik layar, adik Aleix Espargaro itu masih bisa merasakan atmosfer kompetisi lewat wild card, seperti di MotoGP Italia terakhir.
Salah satu sisi barunya adalah membantu Acosta dalam hal teknis dan memberi nasihat meskipun makin sedikit belakangan ini.
“Kami banyak memuji Pedro, tetapi kami harus memahami bahwa apa yang dia lakukan bukanlah sesuatu yang normal, itu bukan sesuatu yang alami. Ia bukan pembalap yang datang dari Moto2 dan langsung mendapatkan hasil,” ujarnya.
“Kita mungkin tidak akan melihat hal itu lagi di MotoGP selama bertahun-tahun, kecuali jika seorang rookie mengendarai motor pabrikan Ducati, yang memiliki keunggulan dibandingkan motor lain saat ini.”
Ketika berbicara tentang Acosta, pria Spanyol itu menggunakan perumpamaan yang paling mencerahkan.
“Jika kita berbicara dalam istilah intelektual, Acosta adalah seorang jenius. Apa yang dilakukan Pedro tidak bisa ditiru. Saya melihatnya saat shake down di Malaysia (Februari), saat pramusim, cara dia memindahkan beban motor, cara dia mengerem, ini adalah hal-hal yang tak bisa dipelajari,” ia menambahkan.
“Pembalap lain yang tidak membuang waktu untuk menyoroti cara berkendara Pedro adalah Jack Miller, yang mengatakan bahwa mustahil untuk meniru gerakan Pedro di atas motor.
“Saya setuju dengan Jack. Tidak peduli seberapa keras dia, Brad (Binder) atau pembalap tim mana pun mencoba meniru Acosta, mereka tidak akan berhasil, itu mustahil. Pedro memiliki cara berkendara yang sangat personal, cara membelokkan motor dengan tubuhnya yang unik,” ungkapnya.
Dan saya sangat menghargai hal itu, karena saya telah melihat debut Marc Marquez di MotoGP, Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo. Tapi saat itu belum ada level seperti sekarang. Saat itu ada empat motor yang bisa memperebutkan gelar juara, dan sekarang semua motor dalam posisi untuk menang. Karena itulah apa yang dilakukan Pedro harus dihargai tinggi. Terutama karena KTM belum berada di level Ducati, meski saya berharap bisa sampai di sana.”
Pedro Acosta memang menjadi fenomena baru di MotoGP yang tak bisa ditiru. Dengan gaya berkendara yang unik dan kemampuan luar biasa, dia telah menarik perhatian banyak orang di dunia balap motor. Semoga dia terus sukses dan menginspirasi generasi baru pembalap.