Maverick Vinales, Pembalap Aprilia Racing Team yang Penuh Tantangan
Pembalap Spanyol, Maverick Vinales, kembali menunjukkan performa impresifnya saat memimpin latihan bebas pada Jumat. Namun, harapan untuk mengulang kesuksesan itu dalam balapan akhir pekan harus pupus. Vinales justru tertinggal 10 detik dari Francesco Bagnaia, pembalap yang berhasil meraih kemenangan pada lomba tersebut.
Sejak kemenangan Vinales di Grand Prix Amerika Serikat pada bulan April lalu, pabrikan Noale belum pernah naik podium lagi. Hal ini membuat perjuangan mereka untuk tetap berada di posisi kedua dalam klasemen pabrikan semakin berat, terutama bersaing dengan KTM.
Pada Grand Prix Jerman yang berlangsung akhir pekan sebelumnya, RS-GP terlihat menjanjikan pada sesi latihan Jumat. Bahkan, Vinales berhasil memecahkan rekor lap Sachsenring di sesi latihan bebas kedua. Namun, saat balapan berlangsung, nasib tim ini berubah drastis karena Vinales hanya mampu finis di posisi ke-12 setelah keluar lintasan di lap-lap awal.
Tidak hanya itu, duo pembalap dari Trackhouse Racing, Miguel Oliveira dan Raul Fernandez, juga mengalami penurunan performa setelah berhasil lolos dari kualifikasi dan start dari baris depan. Mereka harus puas finis di posisi keenam dan ke-10.
Mengungkapkan kekecewaannya, Vinales menyoroti kurangnya kecepatan motor Aprilia. Ia menyesali kesalahannya di lap ke-7 yang membuatnya tertinggal 18 detik dari Francesco Bagnaia yang mengendarai Ducati pabrikan.
Vinales menyampaikan, “Dalam beberapa balapan, kami tidak berada di level yang kami inginkan. Pada hari Jumat, kami bisa mencapai batas, namun sulit untuk melewatinya. Sangat sulit. Kami harus memahami mengapa hal ini terjadi.” Pembalap yang kini menjadi satu-satunya pembalap pabrikan Aprilia yang berlaga setelah Aleix Espargaro mundur ini juga menambahkan, “Saya kehilangan setidaknya 12 detik atau lebih dengan semua masalah yang ada, tapi tetap saja saya tertinggal enam detik, tidak bisa bertarung dengan mereka. Sangat menarik untuk dipahami.”
Menyoroti performa Miguel Oliveira, Vinales menyatakan bahwa rekan setimnya memiliki peluang untuk bersaing memperebutkan kemenangan. Namun, saat balapan berlangsung, Oliveira justru tertinggal 10 detik dari pembalap terdepan. Hal ini membuat Vinales merasa sulit untuk memahami situasi tersebut.
Vinales juga mencatat bahwa RS-GP kesulitan meniru kecepatannya saat berada di antara sekelompok motor. Ia mengungkapkan, “Perilaku motornya sangat berbeda saat Anda berada dalam kelompok dan saat Anda sendirian.” Hal ini menunjukkan bahwa tim harus mencari solusi untuk meningkatkan performa motor saat berada di tengah-tengah persaingan.
Perilaku yang berubah-ubah dari RS-GP juga menjadi perhatian Vinales. Ia menyoroti masalah perangkat lunak yang dapat menjadi penyebab ketidakstabilan performa motornya. Vinales mengungkapkan, “Kami tidak mengerti mengapa perangkat elektroniknya berubah-ubah. Ban bekerja dengan baik, namun tiba-tiba bagian belakang motornya patah, membuat saya sulit memprediksi apa yang akan terjadi.”
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi oleh tim Aprilia Racing Team, Maverick Vinales dan seluruh tim harus bekerja keras untuk menemukan solusi yang tepat guna meningkatkan performa mereka di lintasan. Semoga dengan kerja keras dan determinasi yang tinggi, mereka dapat kembali meraih kesuksesan dan meraih podium di balapan-baIapan mendatang.