Kepergian Jorge Martin ke Aprilia sebagai juara dunia menandai momen penting dalam dunia MotoGP, terutama bagi hubungan antara Aprilia dan Ducati. Setelah Ducati memilih Marc Marquez untuk bergabung dengan tim resmi mereka pada 2025, rumor mengenai Martin dan nomor #1 pun mulai beredar. Ini tentu menarik perhatian para penggemar MotoGP, khususnya di Indonesia.
Marquez berhasil merebut gelar juara dunia dari Francesco Bagnaia di Grand Prix terakhir musim 2024, di mana Ducati memberikan kesempatan penuh untuk bertarung. Meskipun banyak skeptis, Marquez menunjukkan kemampuannya dan memenuhi ekspektasi tim. Namun, Ducati tidak melewatkan kesempatan untuk memberikan komentar pedas kepada Aprilia, terutama setelah Martin berhasil mengukir prestasi di atas Desmosedici.
Usai GP Solidario de Barcelona, Davide Tardozzi dari Ducati menanggapi kepergian Martin dengan pernyataan yang cukup tajam. “Jika Aprilia ingin membeli nomor #1, maka kita akan lihat apakah mereka bisa mempertahankannya tahun depan,” ujarnya, menyoroti hak Martin untuk mengenakan nomor yang melambangkan status juaranya, meskipun pembalap asal Spanyol itu belum memutuskan apakah akan menggunakan nomor tersebut atau tetap dengan nomor #89.
CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, juga memberikan tanggapan mengenai hal ini. Dalam wawancara dengan MotoGP di tes terakhir di Barcelona, Rivola tidak bisa menahan tawa saat ditanya mengenai biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan nomor #1. “Saya rasa kami menghabiskan lebih sedikit uang daripada Ducati untuk nomor 1,” ungkapnya dengan nada santai.
Meski ada ketegangan antara Aprilia dan Ducati, Martin sendiri belum membuat keputusan resmi tentang apakah ia akan memakai nomor #1 untuk musim 2025, yang merupakan warisan dari Bagnaia. Dalam daftar sementara untuk kelas utama musim depan, Martin masih tercatat dengan nomor #89.
Pada tes pascamusim di Barcelona, Martin menunjukkan keraguannya. Ia datang ke Circuit de Barcelona-Catalunya tanpa pelat nomor, meskipun nomor #89-nya tetap terlihat di salah satu sisi spesifikasi RS-GP 2025. Di akhir sesi, Martin muncul di pit box dan meletakkan nomor #1 di atas nomor #89, menciptakan momen menarik di mana kedua nomor tersebut berdampingan.
Persaingan ini jelas menunjukkan betapa ketatnya dunia MotoGP, di mana setiap keputusan dan langkah strategis dapat berdampak besar pada karier seorang pembalap. Bagi penggemar MotoGP di Indonesia, perkembangan ini tentunya menjadi topik hangat untuk diikuti. Apakah Martin akan memilih nomor #1 dan membuktikan dirinya sebagai juara yang layak? Atau akankah ia tetap setia pada nomor #89 yang telah mengantarkannya ke puncak? Hanya waktu yang akan menjawab.