Dalam balapan panjang MotoGP yang berlangsung pada Sabtu, 16 November 2024, Enea Bastianini menunjukkan performa yang cukup mengesankan meskipun tidak seheboh saat Sprint Race sebelumnya. Meskipun memulai dari grid kedelapan, Bastianini berhasil memulihkan empat posisi di lap pembuka. Namun, situasi semakin rumit ketika Marc Marquez dan Jorge Martín juga bersaing ketat di lap-lap awal.
Bastianini, yang menggunakan ban belakang lunak, berhadapan dengan Martín yang mengandalkan ban medium. Kecepatan Bastianini terlihat lebih menjanjikan, dan sepertinya ia akan segera menyalip Martín. Namun, dalam persaingan ini, muncul sosok Aleix Espargaro, sahabat dekat Martín, yang siap memberikan dukungan.
Espargaro, yang tidak memiliki hubungan profesional dengan Martín, menunjukkan komitmennya untuk membantu sahabatnya meraih gelar juara. Bahkan, pembalap Aprilia ini rela mengorbankan kesempatan untuk finis di podium demi memastikan Martín mendapatkan hasil terbaik. Pada lap ketiga, Espargaro berhasil melewati Bastianini, dan keduanya terlibat dalam duel sengit selama empat putaran.
Sayangnya, tekanan dalam pertarungan tersebut membuat Bastianini melakukan kesalahan, yang mengakibatkan dirinya terlempar ke posisi kesembilan. Di garis finis, setelah Pecco Bagnaia, Marc Marquez, dan Jorge Martín mengamankan tempat di podium, Bastianini harus merelakan kesempatan untuk meraih peringkat ketiga dan bonus besar yang menyertainya.
Usai balapan, Bastianini tidak segan mengkritik tindakan Espargaro yang ia sebut sebagai ‘bodyguard’ untuk Martín. “Perilakunya tidak menghormatinya,” ujarnya, merujuk pada pengorbanan Espargaro yang dinilai merugikan karier pembalap lain, termasuk dirinya sendiri dan Alex Marquez. Ia mengungkapkan rasa kecewanya, terutama karena balapan tersebut merupakan kesempatan terakhir Espargaro bersama Aprilia sebelum pindah ke Honda.
Di sisi lain, Espargaro menanggapi kritik tersebut dengan nada sarkastis. Ia menjelaskan bahwa ia menunggu Bastianini di lap terakhir untuk bersaing memperebutkan podium, namun Bastianini tertinggal cukup jauh. “Jorge sendirian dalam bahaya, dia hanya memiliki saya. Saya bilang, tidak ada yang boleh lewat di sini,” ujarnya dengan semangat. Espargaro merasa bangga bisa berkontribusi dalam kesuksesan sahabatnya menjadi juara dunia.
Jorge Martín sendiri mengakui peran Espargaro dalam timnya. “Aleix adalah bagian dari tim saya, bagian dari lingkungan saya,” jelasnya, menegaskan dukungan yang ia terima dari sahabatnya itu.
Drama ini menambah warna dalam persaingan MotoGP, menunjukkan betapa kompleks dan emosionalnya hubungan antar pembalap di lintasan. Bastianini dan Espargaro mungkin memiliki pandangan yang berbeda, tetapi satu hal yang pasti: balapan ini akan dikenang sebagai momen penting dalam sejarah MotoGP, terutama bagi Jorge Martín yang akhirnya meraih gelar juara dunia.