Aleix Espargaro, pembalap berusia 35 tahun, baru-baru ini mengakhiri karier gemilangnya di MotoGP dengan penampilan terakhir yang mengesankan di Grand Prix Barcelona. Dalam sebuah wawancara, Espargaro mengungkapkan bahwa ia selalu merasa kurang berbakat dibandingkan dengan rekan-rekannya di lintasan, tetapi ia berhasil mengatasi kekurangan tersebut dengan kerja keras dan dedikasi.
Sejak bergabung dengan Aprilia pada tahun 2017, Espargaro telah berperan penting dalam mengubah tim tersebut menjadi salah satu kekuatan baru di MotoGP. Meskipun awalnya menghadapi banyak kesulitan, termasuk hasil yang kurang memuaskan di musim awalnya, ia tidak menyerah. Dengan ketekunan dan semangat juangnya, Espargaro akhirnya meraih kesuksesan yang luar biasa, termasuk tiga kemenangan grand prix, tujuh pole position, dan sebelas podium dalam empat musim terakhir.
Dalam refleksi atas kariernya, Espargaro menyatakan, “Ada sebuah kalimat yang sering diucapkan banyak orang, yaitu kerja keras mengalahkan bakat – dan saya sangat percaya bahwa itu benar.” Ia menekankan pentingnya memiliki tim yang solid dan membangun atmosfer positif di sekelilingnya. “Saya ingin dikenang sebagai orang yang tidak pernah menyerah,” tambahnya.
Karier Espargaro diakhiri dengan momen emosional saat ia berlaga di sirkuit kandangnya sendiri. Penjadwalan ulang putaran final ke Barcelona memberikan kesempatan bagi Espargaro untuk mengucapkan selamat tinggal kepada para penggemar di tempat yang sangat berarti baginya. Momen ini semakin spesial dengan kemenangan rekan senegaranya, Jorge Martin, yang meraih gelar juara dunia 2024.
Setelah balapan sprint, Espargaro juga memiliki kesempatan untuk mengendarai Honda RS125, motor yang digunakannya saat debut di grand prix pada tahun 2005. Mengenang kembali momen tersebut, ia merasa seperti kembali ke masa kecilnya. “Saya memiliki banyak momen. Ketika saya menjalani lap terakhir dengan motor (125 cc) pertama saya – rasanya luar biasa, seperti anak kecil,” ungkapnya.
Akhir pekan yang penuh emosi itu ditutup dengan momen haru saat ia berbagi kebahagiaan dengan Jorge Martin setelah balapan. “Saya menangis di grid, jadi begitu lampu menyala hijau, saya fokus pada balapan. Tetapi ketika saya melewati bendera finis, saya mulai menangis, saya tidak bisa melihat apa-apa,” kenangnya.
Espargaro mengekspresikan rasa syukurnya atas perjalanan kariernya. Inilah mengapa saya mengatakan bahwa saya adalah orang yang sangat beruntung, orang yang paling beruntung.” Dengan segala pencapaian yang diraihnya, Aleix Espargaro meninggalkan jejak yang mendalam di dunia MotoGP, menginspirasi banyak orang dengan semangat dan dedikasinya.