Francesco Bagnaia mengungkapkan keyakinannya bahwa Jorge Martin, pesaingnya dalam perebutan gelar juara MotoGP, merasakan kegugupan menjelang balapan terakhir musim ini. Menurut Bagnaia, perasaan tersebut adalah hal yang wajar bagi seorang pembalap yang berada di puncak persaingan, terutama saat mengincar gelar juara.
Meskipun saat ini Bagnaia tertinggal 19 poin dari pemuncak klasemen, ia menunjukkan performa yang mengesankan di MotoGP Barcelona. Ia berhasil meraih posisi terdepan di kualifikasi dan memenangkan Sprint Race. Di sisi lain, Martin, pembalap dari tim Pramac, hanya mampu menempati posisi keempat di kualifikasi untuk balapan terakhir musim ini dan podium ketiga di balapan sprint, di belakang Bagnaia dan Enea Bastianini.
Dengan hanya 25 poin yang tersedia pada hari Minggu (17/11/2024), Martin masih memiliki peluang untuk meraih gelar pertamanya, asalkan ia finis di posisi sembilan besar. Bagnaia, yang telah merasakan ketegangan saat meraih gelar juara pertamanya pada 2022, menjelaskan bahwa situasi yang dihadapi Martin sangat mirip dengan pengalamannya.
“Saya ingat betul musim 2022, dan saya pikir Jorge mengalami sedikit tekanan, tapi itu normal. Saya melihat dia cukup gugup sepanjang akhir pekan, dan itu adalah sesuatu yang wajar,” ungkap Bagnaia.
Martin, yang membela tim Pramac Racing, terlihat gelisah saat latihan pada hari Jumat, meskipun ia kemudian menjelaskan bahwa kegelisahannya disebabkan oleh ketidakpastian saat menunggu kepala kru-nya. Ia juga tampak frustrasi ketika disalip oleh Enea Bastianini di lap terakhir balapan sprint, yang membuatnya kehilangan dua poin berharga dalam perebutan gelar juara.
Meskipun demikian, podium tetap menjadi hasil penting bagi Martin dan menempatkannya dalam posisi yang baik untuk menyelesaikan masa baktinya bersama Ducati dengan gelar juara. Ketika ditanya tentang cara mengatasi kegugupannya, Martin mengaku bahwa ia merasa sangat tegang setelah kualifikasi dan hampir tidak bisa makan. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang menjelang balapan.
“Saya cukup gugup setelah kualifikasi saat makan, saya hampir tidak makan apapun. Tapi saya mencoba untuk sedikit ‘hidup’, minum air dingin, dan mandi air dingin,” jelas Martin. “Untuk balapan, saya akan mencoba untuk berada dalam kondisi 100 persen, dan jika pada akhirnya saya bisa melakukannya, saya akan melakukannya.”
Martin berhasil merebut posisi kedua dari Bastianini pada lap kelima dari total 12 lap dan sempat menjauh. Namun, Bastianini berhasil menutup jarak di lap-lap akhir. Sementara itu, Bagnaia mengungkapkan bahwa ia telah membuat perhitungan dalam pikirannya saat ia berhasil unggul satu detik dari kedua pembalap tersebut dalam sprint di Barcelona.
“Jujur saja, tiga lap terakhir saya mempelajari kombinasi motor. Saya ingin meraih poin sebanyak mungkin dan masih memiliki 19 poin untuk dipulihkan,” kata Bagnaia. “Saya sangat berharap Enea akan berhasil, karena saya bisa melihat di layar lebar bahwa dia sudah dekat.”
Dengan ketegangan yang melingkupi balapan terakhir ini, semua mata akan tertuju pada bagaimana Martin mengelola tekanan dan apakah ia dapat meraih gelar juara pertamanya. Bagi penggemar MotoGP di Indonesia, momen ini tentu menjadi salah satu yang paling dinantikan dalam sejarah balapan ini.