Herve Poncharal, bos tim Tech3, baru-baru ini mengungkapkan penyesalannya tentang kesempatan yang hilang untuk mengontrak Marc Marquez saat debutnya di MotoGP. Dalam sebuah siniar resmi MotoGP, Poncharal menyatakan, “Ada satu pembalap yang saya pikir sebagian besar manajer tim menyesal tidak bekerja sama dengannya. Dan itu adalah Marc Marquez.”
Walau Poncharal tidak ingin terlalu menyalahkan keadaan, ia mengakui, “Secara pribadi, saya tidak pernah menyesal karena kesempatan itu tidak pernah muncul. Namun, ketika Marc dipromosikan dari Moto2 ke kelas MotoGP, tentu saja saya ingin menjadi orang yang mengontraknya untuk musim debutnya.
Momen yang diingat Poncharal terjadi pada musim dingin 2012-2013, saat Marquez menandatangani kontrak dengan tim pabrikan Honda yang dipimpin oleh Alberto Puig. Sejak saat itu, Marquez telah mencatatkan sejarah luar biasa dengan tim Honda, meraih enam gelar juara dunia dan 85 kemenangan sepanjang kariernya, serta total 140 podium dan 92 pole position.
Musim debut Marquez pada 2013 sangat mengesankan, di mana ia berhasil meraih gelar juara dunia pertamanya dengan enam kemenangan, mengalahkan juara bertahan Jorge Lorenzo dari Yamaha. Gelar-gelar berikutnya diraihnya pada tahun 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019, menjadikannya salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP.
Sementara itu, tim Tech3 juga memiliki prestasi tersendiri dengan merayakan gelar tidak resmi sebagai rookie dengan poin terbanyak dalam satu musim MotoGP. Pembalap-pembalap yang pernah membela Tech3 seperti Toni Elias, Sylvain Guintoli, Ben Spies, Cal Crutchlow, Pol Espargaro, Johann Zarco, Augusto Fernandez, dan Pedro Acosta telah mencatatkan prestasi luar biasa di kelas MotoGP.
Menariknya, saat Marquez menjalani musim rookie-nya, tim Tech3 saat itu diperkuat oleh Cal Crutchlow dan Bradley Smith, yang berhasil menyelesaikan musim di posisi 10 besar klasemen keseluruhan. Crutchlow bahkan berhasil meraih posisi 5 besar, menunjukkan betapa ketatnya persaingan di MotoGP saat itu.
Dengan semua pencapaian yang diraih Marquez, Poncharal tidak bisa menahan rasa ingin tahunya tentang bagaimana jika ia bisa membawa Marquez ke timnya. Meskipun kesempatan itu tidak pernah terwujud, pengakuan Poncharal menunjukkan betapa berartinya Marquez dalam dunia balap motor.
Di Indonesia, penggemar MotoGP tentunya sangat mengenal nama Marc Marquez. Dengan gaya balap agresif dan teknik yang brilian, Marquez telah menjadi ikon bagi banyak penggemar, termasuk di tanah air. Cerita tentang perjalanan kariernya yang mengesankan dan penyesalan tim-tim yang tidak bisa mendapatkan bakat sepertinya, menjadi pelajaran berharga bagi manajer tim lain di masa depan.
MotoGP terus berkembang, dan dengan bakat-bakat muda yang bermunculan, kita tak sabar menanti siapa lagi yang akan mencetak sejarah seperti Marquez. Sementara itu, bagi penggemar MotoGP di Indonesia, cerita tentang Marquez dan tim-tim yang pernah berusaha mengontraknya akan selalu menjadi bagian menarik dari sejarah balapan ini.