Home News MotoGP DallIgna Kemenangan TerusMenerus Namun Tak Selalu Populer

DallIgna Kemenangan TerusMenerus Namun Tak Selalu Populer

by
DallIgna Kemenangan TerusMenerus Namun Tak Selalu Populer

Gelar juara MotoGP 2024 yang diraih Jorge Martin bersama tim satelit Ducati menegaskan dominasi pabrikan Italia ini dalam tiga tahun terakhir. Dengan total 55 kemenangan dari 78 balapan, pencapaian ini tidak lepas dari peran besar Gigi Dall’Igna, arsitek kesuksesan Desmosedici.

Musim 2024 menunjukkan bahwa Martin memiliki performa yang lebih konsisten dibandingkan Francesco Bagnaia, meskipun pembalap Spanyol tersebut hanya mencatat tiga kemenangan, delapan kemenangan lebih sedikit dibandingkan rivalnya. Sementara itu, Bagnaia berhasil meraih 11 kemenangan, memberikan tingkat kemenangan 50 persen dalam musim yang terdiri dari 20 putaran, setelah beberapa balapan dibatalkan. Kemenangan Martin dan Bagnaia, ditambah dengan sukses Marc Marquez (3) dan Enea Bastianini (2), menyumbangkan total 19 kemenangan untuk Ducati tahun ini.

Ducati hanya terhalang oleh kemenangan Maverick Vinales di Austin untuk Aprilia, yang terinspirasi oleh strategi Porsche pada 1983 saat menempatkan sembilan mobil di 10 besar Le Mans 24 Hours.

Selain 19 kemenangan grand prix, Ducati juga mencatatkan total 53 podium di tahun 2024, 10 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Yang paling mencolok adalah Ducati berhasil mengunci podium sebanyak 14 kali, sebuah rekor baru. Selain itu, mereka juga memiliki setidaknya satu pembalap yang naik podium dalam 66 balapan terakhir, dan minimal satu motor di barisan terdepan dalam 80 putaran terakhir.

Dengan semua angka ini, jelas bahwa para pembalap Ducati layak mendapatkan pengakuan atas performa mereka yang luar biasa. Namun, di balik kesuksesan ini, ada satu sosok yang sangat berpengaruh: Gigi Dall’Igna. Sejak bergabung dengan Ducati pada 2014, Dall’Igna telah membawa tim ini ke level yang belum pernah dicapai oleh rival-rivalnya. Semua tanda menunjukkan bahwa tren ini akan terus berlanjut, meskipun Dall’Igna tidak terlalu peduli untuk mengalahkan kompetisi.

“Yang penting adalah menang, bukan menyapu bersih. Ketika Anda menyapu bersih, Anda menjadi tidak populer. Saya merasa merek lain memandang saya dengan cara tertentu, dan itu membuat saya merasa tidak enak,” ungkap Dall’Igna dalam wawancara eksklusif dengan Motorsport.com.

Dall’Igna menekankan bahwa tujuannya bukan untuk melampaui pencapaian tahun sebelumnya, tetapi untuk terus meraih kemenangan. Sejak kedatangannya, Ducati mengalami masa adaptasi selama dua tahun tanpa kemenangan. Namun, kesuksesan pertama mereka datang pada 2016, dan sejak 2021, komitmen Ducati terhadap kompetisi semakin terlihat.

Dalam 11 tahun di bawah kepemimpinan Dall’Igna, Ducati telah meraih 75 kemenangan dan 229 podium. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Honda yang memiliki 64 kemenangan, atau Yamaha dengan 44 kemenangan. Dalam hal podium, perbedaannya bahkan lebih mencolok, dengan Yamaha di posisi kedua hanya mencatatkan 154 podium, 75 lebih sedikit dari Ducati.

Dall’Igna telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan inovasi, Ducati tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga mendominasi arena MotoGP. Dengan strategi yang tepat dan tim yang solid, masa depan Ducati di MotoGP tampak cerah, dan penggemar di Indonesia tentu sangat menantikan apa yang akan terjadi di musim-musim mendatang.

Related Articles

Leave a Comment

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept

Adblock Detected

Please support us by disabling your AdBlocker extension from your browsers for our website.