Keputusan Ducati untuk memilih Marc Marquez sebagai pembalap mereka di MotoGP 2024, bersamaan dengan persaingan sengit antara Pecco Bagnaia dan Jorge Martin, menjadi sorotan utama dalam dunia balap motor saat ini. Dalam waktu kurang dari sepekan, antara Grand Prix Catalunya dan Italia, Ducati menghadapi dilema besar yang mengubah arah strategi mereka.
Awalnya, Ducati berencana untuk mempertahankan kedua pembalap, Marquez dan Martin. Namun, ketika Marquez, juara dunia enam kali, menolak tawaran untuk bergabung dengan tim Pramac, situasi menjadi rumit. Keputusan ini mengguncang tim Borgo Panigale, yang akhirnya memutuskan untuk mempertahankan Marquez dan melepaskan Martin, yang kemudian bergabung dengan Aprilia. Dalam pengakuan dari Gigi Dall’Igna, direktur teknis Ducati, keputusan ini diambil dengan kesadaran penuh bahwa Martin memiliki potensi besar untuk menjadi juara dunia.
“Ini adalah salah satu kemungkinan yang kami pertimbangkan. Kami ingin mempertahankan semua pembalap, tetapi ada beberapa kendala yang membuat kami harus memilih dua di antara mereka,” ungkap Dall’Igna kepada Motorsport.com. “Kami memilih Pecco dan Marc sebagai pembalap resmi. Namun, kami sangat menyadari bahwa Martin memiliki peluang besar untuk memenangkan Kejuaraan Dunia.”
Setelah meninggalkan Honda di akhir 2023, Marquez bergabung dengan Gresini dan harus balapan dengan Desmosedici dari tahun sebelumnya. Adaptasi Marquez terhadap prototipe Italia berjalan cepat, dan dia meraih podium pertamanya di Jerez pada pekan keempat musim. Kemenangan pertamanya baru diraih di Aragon pada bulan September, tiga bulan setelah pengumuman bahwa dia akan bergabung dengan Ducati untuk musim 2025.
Dall’Igna menjelaskan bahwa keputusan untuk mendukung Marquez didasarkan pada analisis data dari Desmosedici GP23, yang spesifikasinya lebih rendah dibandingkan dengan GP24 yang ditunggangi Bagnaia dan Martin.
“Kita semua adalah manusia, termasuk para pembalap. Penting untuk memproyeksikan potensi pertumbuhan yang bisa didapat untuk memahami apakah pilihan yang diambil lebih baik atau buruk. Ini bukan pekerjaan yang mudah, tetapi ini adalah tanggung jawab kami. Terkadang kami benar, terkadang kami salah, karena kami juga manusia,” jelas Dall’Igna, sosok yang berpengaruh dalam era MotoGP modern.
Akhirnya, balapan terakhir musim menobatkan Jorge Martin sebagai juara dunia, dan kini dia harus memutuskan apakah akan memasang nomor #1 di fairing Aprilia, yang sebelumnya merupakan milik Ducati. Dall’Igna menegaskan bahwa kehilangan nomor tersebut hanyalah sebuah anekdot, karena banyak yang menyadari bahwa pabrikan Noale tidak meraihnya di lintasan. “Nomor 1 hanyalah angka; yang terpenting adalah Martin berhasil meraih gelar dengan Ducati,” tegasnya.
Dengan semua drama dan keputusan yang diambil, MotoGP 2024 semakin menarik untuk diikuti. Bagi penggemar di Indonesia, persaingan antara Marquez, Bagnaia, dan Martin akan menjadi sajian yang sangat dinantikan di setiap balapan. Mari kita saksikan bagaimana cerita ini berkembang dan siapa yang akan keluar sebagai pemenang di musim mendatang!