Musim 2024 menjadi tantangan berat bagi Pecco Bagnaia, pembalap Ducati yang berusaha mempertahankan gelarnya di MotoGP. Salah satu masalah utama yang dihadapi Bagnaia adalah performanya di hari Sabtu, terutama saat Sprint Race. Meskipun berhasil menunjukkan kemampuan luar biasanya pada hari balapan utama, kesalahan dan kecelakaan di Sprint Race membuatnya tertinggal dalam perolehan poin.
Dalam 20 balapan yang berlangsung, Bagnaia berhasil meraih 11 kemenangan. Namun, hasil buruk di beberapa balapan, terutama di Sprint Race, menyebabkan defisit poin yang cukup besar, sehingga Jorge Martin berhasil merebut gelar juara pertamanya. Bagnaia mengakui pentingnya fokus pada balapan Sprint untuk menghindari kesalahan serupa di masa depan, terutama menjelang kedatangan Marc Marquez sebagai rekan setimnya di Ducati pada 2025. Marquez, yang dikenal sebagai pembalap yang sangat kompetitif, mungkin tidak akan memaafkan akumulasi hasil buruk yang dialami Bagnaia.
Meskipun tantangan tersebut, penampilan Bagnaia di hari Minggu menunjukkan bahwa ia tetap menjadi pembalap yang sangat kompetitif. Ia bahkan menyebutkan bahwa performanya tahun ini, jika tidak termasuk hasil buruk di hari Sabtu, sangat mirip dengan Marc Marquez pada tahun 2019, saat Marquez meraih gelar terakhirnya sebelum mengalami cedera.
Dalam sebuah wawancara, Bagnaia menyatakan, “Menurut saya, ini adalah musim yang luar biasa. Kami butuh sedikit waktu untuk memahami motor ini dengan baik. Setelah empat balapan, kami akhirnya menemukan potensi motor di Jerez.” Ia menambahkan, “Jika Anda melihat hasil di hari Minggu, meskipun ada beberapa momen terjatuh, saya selalu finis di tiga besar, kecuali di Austin, di mana saya berada di urutan kelima. Saya yakin, jika kita mengabaikan hasil Sprint, performa saya setara dengan Marc Marquez di 2019.”
Tahun 2019 menjadi salah satu musim paling gemilang bagi Marquez. Ia berhasil meraih 12 kemenangan dari 19 balapan, dengan podium di hampir semua balapan yang diikutinya. Marquez mengumpulkan 420 poin, unggul jauh dari pesaing terdekatnya, Andrea Dovizioso. Sebagai perbandingan, Bagnaia di tahun ini mengoleksi 11 kemenangan, satu podium kedua, empat podium ketiga, dan total 498 poin, hanya tertinggal 10 poin dari Jorge Martin.
Dengan performa yang menjanjikan dan pengalaman yang terus bertambah, Bagnaia bertekad untuk memperbaiki hasil di Sprint Race dan kembali bersaing untuk gelar juara di musim-musim mendatang. Bagi penggemar MotoGP di Indonesia, perjalanan Bagnaia menjadi salah satu cerita menarik untuk diikuti, terutama menjelang kehadiran Marquez di timnya. Mari kita saksikan bagaimana persaingan ini akan berkembang dan apakah Bagnaia dapat kembali ke jalur kemenangan di musim depan.