Pedro Acosta baru saja merayakan pencapaian finis di urutan keenam pada musim rookie-nya di MotoGP, saat kabar mengejutkan datang dari KTM. Pabrikan asal Austria ini tengah menghadapi masalah teknis yang serius, diperparah dengan pernyataan kebangkrutan dari induknya, Pierer Mobility. Situasi ini memaksa Acosta untuk mengunjungi markas besar divisi balap KTM di Mattighofen, demi mendapatkan kejelasan tentang masa depan timnya.
Pertemuan dengan Pit Beirer, direktur balap KTM, memberikan sedikit ketenangan bagi Acosta dan manajernya, Albert Valera. Mereka mendengar komitmen dari KTM untuk tetap berkompetisi di MotoGP, meskipun laporan dari Asosiasi Kreditur Alpine (AKV) menyebutkan bahwa pengurangan partisipasi di berbagai kelas balap, termasuk MotoGP, Moto2, dan Moto3, mungkin harus dilakukan untuk menekan biaya. Menurut informasi yang dirilis oleh DerStandard, langkah ini direncanakan akan diterapkan pada tahun 2026.
KTM menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen terhadap motorsport. “Kami akan terus berkompetisi di MotoGP,” kata mereka, meskipun tidak ada kepastian tentang nasib tim di masa depan. Hal ini menjadi perhatian bagi banyak pihak, terutama bagi ratusan pekerja yang kehilangan pekerjaan dan pemasok yang berutang.
Di balik layar, CEO KTM, Stefan Pierer, menjadi sorotan utama. Ia dianggap bertanggung jawab atas tingginya jumlah stok sepeda motor yang tidak terjual, yang menyebabkan utang perusahaan mencapai sekitar 3 miliar euro. “Saya ingat saat makan malam dengan Pierer di akhir 2022, di mana dia sudah memperingatkan kami tentang krisis penjualan yang diperkirakan akan terjadi di 2024,” ungkap sumber internal KTM.
Dalam beberapa pekan terakhir, Pierer mengambil langkah mundur dalam mengelola divisi olahraga, menyerahkan pengambilan keputusan kepada Heinz Kinigadner, yang merupakan mitra kepercayaannya. Nilai saham Pierer Mobility merosot, dan pengumuman kebangkrutan memberikan harapan baru bagi calon investor yang melihat peluang di KTM.
Beberapa nama besar, termasuk Lewis Hamilton, tertarik untuk mengambil alih kendali tim MotoGP KTM. Namun, tawaran tersebut tampaknya tidak akan terwujud, karena calon investor diharapkan dapat menyuntikkan modal untuk menyelamatkan seluruh perusahaan, bukan hanya divisi balapnya. Di sisi lain, perusahaan seperti Bajaj yang memiliki 40 persen saham KTM, serta CF Moto dari Cina, menjadi kandidat potensial dalam skenario penyelamatan ini.
KTM percaya diri bahwa mereka dapat mempertahankan tim balap mereka sebagai perusahaan independen. Namun, para pembalap, termasuk Acosta, mulai meragukan masa depan mereka di tengah ketidakpastian ini. Valera mengungkapkan bahwa banyak pabrikan lain telah menghubungi mereka untuk menanyakan kabar Acosta, menunjukkan betapa berharganya talenta muda ini.
“Saya tidak bisa membiarkan nilai pasar Pedro jatuh. Tugas saya adalah untuk mendapatkan proyek yang menguntungkan sesegera mungkin,” tegas Valera. Jika situasi ini tidak membaik, mereka akan mencari alternatif untuk memastikan Acosta tetap dapat bersaing di MotoGP.
Masa depan Acosta dan KTM kini terkatung-katung di tengah krisis keuangan yang melanda. Apakah KTM akan mampu bangkit dan mempertahankan tempatnya di MotoGP? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: penggemar MotoGP di Indonesia dan seluruh dunia akan terus memantau perkembangan ini dengan penuh perhatian.