Marc Marquez, rekrutan baru Ducati, memperingatkan bahwa beranggapan Ducati akan terus mendominasi MotoGP hingga 2025 dan seterusnya adalah sebuah kesalahan. Meskipun tim asal Italia ini telah menunjukkan kemajuan pesat sejak akhir dekade lalu, kedatangan Francesco Bagnaia di tim pabrikan pada 2021 menjadi titik balik yang signifikan.
Bagnaia berhasil meraih gelar juara berturut-turut pada 2022 dan 2023 dengan Desmosedici yang cepat, di tengah penurunan performa tim-tim besar Jepang seperti Honda dan Yamaha. Jorge Martin juga menambah koleksi gelar Ducati pada 2024 bersama tim satelit Pramac. Dengan Marquez kini bergabung sebagai rekan Bagnaia, banyak yang memprediksi bahwa dominasi Ducati akan berlanjut hingga akhir siklus regulasi saat ini pada 2026.
Namun, Marquez menegaskan pentingnya untuk tetap waspada. Ia mengingat kembali pengalaman saat membalap untuk Honda di akhir 2010-an, di mana Ducati dengan cepat merangsek ke puncak klasemen. “Berpikir bahwa Ducati akan menang setiap tahun bisa menjadi atmosfer yang berbahaya,” ujarnya saat peluncuran motor tim 2025.
Marquez menambahkan, “Semua faktor pengembangan kami berada di level yang sama karena kami berada di MotoGP. Tahun lalu, Yamaha telah membuat langkah besar. Mereka datang ke Malaysia dengan motor baru dan memiliki Fabio Quartararo yang merupakan pembalap hebat. Begitu juga dengan KTM, Aprilia, dan Honda. Apa yang saya pelajari saat bertarung dengan mereka adalah kita harus tetap memperhatikan semua orang, karena satu poin saja bisa mengubah segalanya.”
Ducati menikmati musim 2024 yang luar biasa, meraih 19 kemenangan dari 20 balapan dan menguasai delapan posisi teratas dalam Sprint Race di Buriram. Namun, meski Marquez kini menjadi bagian dari tim pabrikan, Ducati harus menghadapi kenyataan kehilangan beberapa pembalap kunci. Jorge Martin dan pemenang balapan Marco Bezzecchi serta Enea Bastianini telah pindah ke tim lain, sementara Pramac juga memutuskan untuk beralih ke Yamaha, meninggalkan Ducati dengan hanya enam motor di grid tahun ini.
Pabrikan asal Italia ini juga memangkas pasokan mesin spesifikasi pabrik, dengan Fabio di Giannantonio dari VR46 menjadi satu-satunya pembalap selain Bagnaia dan Marquez yang mendapatkan akses ke GP25 terbaru.
Melihat situasi saat ini, Bagnaia mengakui bahwa Ducati tidak mungkin mendominasi kejuaraan dengan cara yang sama seperti tahun lalu. Ia menyebutkan bahwa Aprilia dan KTM diperkirakan akan menjadi penantang terbesarnya. “Dengan berkurangnya jumlah tim di Ducati, akan lebih sulit untuk mengunci podium dan meraih kemenangan seperti tahun lalu,” ungkap juara dunia dua kali ini.
Bagnaia juga menyoroti kompetisi yang semakin ketat dari KTM, terutama dengan kehadiran Pedro Acosta. “Aprilia kini memiliki juara dunia, dan Bezzecchi adalah pembalap baru yang ingin meningkatkan hasil dari tahun lalu. Jorge Martin juga ingin tetap menjadi yang terbaik. Jadi, Aprilia akan sangat kompetitif.”
Mengenai Honda dan Yamaha, Bagnaia merasa sulit untuk memprediksi performa mereka. “Yamaha sudah menunjukkan kemajuan tahun lalu dan semakin dekat di balapan terakhir. Saya berharap mereka bisa terus berkembang. Untuk Honda, situasinya lebih sulit, tetapi saya berharap mereka juga bisa membuat kemajuan.”
Dengan semua dinamika ini, Marquez dan Bagnaia sepakat bahwa persaingan di MotoGP akan semakin ketat. “Yang utama saat ini adalah Ducati, Aprilia, dan KTM. Mari kita lihat bagaimana semuanya berkembang di musim ini,” tutup Marquez.
Dengan berbagai perubahan dan tantangan yang ada, para penggemar MotoGP di Indonesia dan seluruh dunia pasti akan menyaksikan balapan yang seru dan penuh kejutan di musim mendatang!