Musim panas lalu, sebelum krisis keuangan melanda KTM pada akhir November, Maverick Viñales resmi bergabung dengan tim satelit Tech3. Di sana, ia akan berduet dengan pebalap berbakat Enea Bastianini. Namun, situasi yang dihadapi KTM kini cukup pelik. Pada 30 Januari 2025, mereka berusaha tampil normal dengan memperkenalkan motor dan pembalap untuk musim 2025, meskipun dalam bayang-bayang masalah finansial.
Salah satu hal menarik dari presentasi tersebut adalah bahwa KTM dan tim Tech3 akan berlaga dengan motor dan setelan yang sama. Di tengah proses pemulihan dari kebangkrutan, KTM memilih untuk tidak menggelar acara megah seperti yang dilakukan oleh Aprilia dan Ducati.
Bagi Viñales, motor KTM adalah yang keempat yang akan ia kendarai di kelas utama setelah Suzuki, Yamaha, dan Aprilia. Ia memiliki prestasi yang unik dengan berhasil meraih kemenangan bersama tiga merek berbeda. Jika ia berhasil menang dengan RC16, itu akan menjadi pencapaian yang luar biasa dan menjadikannya salah satu pebalap paling istimewa dalam sejarah MotoGP.
“Menang dengan empat merek akan membuat saya unik, bukan hanya di MotoGP, tetapi juga di Kejuaraan Dunia. Namun, tujuan utama saya bukan hanya itu. Saya ingin berjuang untuk meraih gelar juara,” ungkap Viñales.
Hanya tinggal kurang dari seminggu, tes pramusim resmi MotoGP akan dimulai di Sepang. Viñales menyadari pentingnya mempersiapkan diri secara fisik agar bisa memahami karakteristik motor baru ini. “Saya harus berada dalam kondisi fisik terbaik sejak hari pertama tes. Ini akan menjadi pengalaman yang menegangkan, tetapi positif. Waktu sangat berharga, jadi saya harus belajar dengan cepat,” jelasnya.
Maverick sudah mencoba motor RC16 pada tes November di Barcelona dan merasakan potensi yang dimiliki motor tersebut. “Saya menemukan potensi motor saat pengereman, dan mesinnya sangat bertenaga. Ini memberi saya kepercayaan diri untuk bersaing di lintasan. Saya tahu saya bisa cepat dalam satu lap,” tambahnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi Viñales adalah beradaptasi dengan perangkat ketinggian belakang yang otomatis pada motor KTM. “Ini berbeda dari yang biasa saya lakukan secara manual. Saya harus membiasakan diri agar bisa mengatur perangkat ini sebelum memasuki tikungan, dan ini membuat saya kehilangan beberapa persepuluh detik,” ujarnya.
Maverick, yang pernah menjadi juara dunia Moto3 dengan KTM pada tahun 2013, merasa nyaman dengan tim barunya. “Semua orang di KTM sangat ramah. Ini bukan pengalaman pertama saya dengan Tech3, dan saya senang bisa bekerja sama dengan tim ini,” tambahnya.
Di tengah krisis keuangan KTM, Viñales juga melakukan tes privat di Jerez dengan penguji KTM, Pol Espargaro, dan Dani Pedrosa. “Saya ingin melihat bagaimana mereka mengendarai motor. Sangat penting untuk mendengar komentar dari mereka. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi, tetapi saya yakin dengan potensi motor ini,” tegasnya.
Sebelum konferensi pers, ada larangan untuk membahas krisis keuangan yang melanda KTM. Namun, Viñales menegaskan komitmennya untuk tim. “KTM memulai tahun ini dengan baik, dengan kemenangan di Supercross dan Dakar. Semua orang di tim sangat berkomitmen,” ujarnya.
Enea Bastianini, rekan setim Viñales, juga memberikan pujian. Ia percaya bahwa pengalaman Viñales akan menjadi tambahan yang berharga bagi tim dan melihat jajaran pembalap KTM sebagai yang terkuat di MotoGP. “Kami ingin meningkatkan level tim, tetapi saya juga ingin menjadi yang tercepat,” kata Viñales.
Dengan dukungan dari Manu Cazeaux sebagai manajer teknis, Viñales merasa lebih percaya diri. “Memiliki Manu sangat penting, karena keputusan saya lebih didukung. Ini bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang kapan kita bisa mencapai potensi tersebut. KTM telah mengambil langkah besar untuk bersaing,” tutupnya.
Dengan semangat dan tekad yang kuat, Maverick Viñales siap menghadapi tantangan baru bersama KTM. Penggemar MotoGP di Indonesia tentu tidak sabar menantikan aksi spektakulernya di musim ini!