Ketika Marc Márquez resmi bergabung dengan Ducati, banyak penggemar MotoGP yang kembali mengingat rivalitasnya dengan Valentino Rossi. Hal ini tak terlepas dari hubungan Márquez dengan Francesco Bagnaia, yang merupakan murid Rossi di VR46 Rider Academy. Namun, hingga saat ini, suasana di tim Ducati terlihat harmonis tanpa adanya ketegangan.
Dalam tes pramusim MotoGP yang diadakan di Sepang pada Jumat (7/2/2025), Márquez memberikan penilaian positif terhadap performanya. Ia merasa hasil tes tersebut layak mendapat nilai delapan, meskipun adiknya, Alex Marquez, berhasil memimpin sesi dan mengalahkan rekan setimnya, Bagnaia.
Bagnaia sendiri mengungkapkan betapa baiknya kerja sama yang terjalin antara dirinya dan Márquez. Ia bahkan menyatakan, “Tidak pernah sepanjang karier saya memiliki rekan setim yang memiliki perasaan dan sensasi yang sama saat memberikan masukan kepada para insinyur.” Pernyataan ini menunjukkan betapa sinergi antara keduanya dapat membantu pengembangan tim.
Lebih lanjut, Bagnaia menambahkan, “Dengan Marc, kami bekerja dengan cara yang fantastis,” dan menegaskan bahwa kerja sama ini jauh dari kata-kata klise. Di akhir hari, saat diminta memberikan pendapat tentang mesin yang akan digunakan untuk musim ini, Bagnaia mengungkapkan bahwa berbicara dengan media saat tes sangatlah rumit, karena ia harus hati-hati dalam memilih kata-kata.
“Saya sangat senang karena kami dapat menguji hampir semua yang kami rencanakan,” ujarnya, sambil menjelaskan bahwa mereka membagi tugas dalam pengujian dan pengembangan. “Dengan Marc, kami bahkan bisa melakukan simulasi menggunakan dua konfigurasi mesin yang berbeda, yaitu 2024 dan 2025. Sekarang, kita lihat saja di Thailand, di mana performa mungkin tidak secepat ini.”
Bagnaia berhasil mencatatkan waktu kedua tercepat dalam sesi tes, hanya kalah dari Alex Marquez, yang merupakan pembalap tim satelit dan tidak perlu melakukan uji coba. “Ketika Anda harus menguji banyak hal, wajar jika performa sedikit menurun. Saya harus meminta tim untuk mengizinkan saya mencoba putaran cepat,” tambahnya.
Selama tes, Bagnaia menekankan bahwa para insinyur-lah yang sebenarnya mengendarai motor, dan performa motor menjadi sedikit terabaikan. “Di tes ini, saya tidak bisa mendorong sekuat yang saya inginkan,” ujarnya.
Salah satu hal menarik dari tes ini adalah keberadaan Yamaha yang dipimpin oleh Fabio Quartararo, yang tampil cukup kompetitif, termasuk Alex Rins yang berhasil masuk dalam 10 besar. “Kita harus menunggu di Thailand untuk melihat level sebenarnya dari Yamaha, karena mereka sudah berlatih di sini selama enam hari,” ungkap Bagnaia.
Bagnaia menutup pertemuannya dengan media tanpa mengungkapkan pilihan antara mesin 2024 atau 2025, serta apakah ia sepakat dengan Márquez. “Kami ingin melakukan pengujian di lintasan dengan grip yang lebih sedikit, karena dengan grip yang banyak seperti di Sepang, terkadang itu membingungkan,” ujarnya, menunda pengumuman penting tersebut untuk nanti.
Dengan kerja sama yang solid antara Bagnaia dan Márquez, penggemar MotoGP di Indonesia dapat berharap banyak untuk musim ini. Semoga hasil positif dari tes pramusim ini dapat berlanjut ke balapan sesungguhnya dan membawa Ducati meraih kesuksesan.