Juara dunia MotoGP dua kali, Francesco Bagnaia, baru-baru ini berbagi pandangannya mengenai kesulitan yang dihadapinya saat balapan sprint pembuka musim 2025 di Thailand. Dalam balapan tersebut, Bagnaia berhasil finis di posisi ketiga, namun harus berjuang melawan tekanan dari pembalap Trackhouse, Ai Ogura, selama 13 lap yang menegangkan.
Bagnaia menjelaskan bahwa perubahan ukuran tangki bahan bakar untuk balapan sprint telah mengubah “dinamika” motor Ducati yang ia kendarai. Dengan tangki yang lebih kecil sesuai regulasi, ia merasa harus berjuang lebih keras saat melakukan pengereman dan memasuki tikungan. Hal ini membuatnya menganggap balapan sprint sebagai tantangan yang lebih berat meskipun ia dan juara bertahan Jorge Martin sama-sama meraih tujuh kemenangan di balapan sprint tahun lalu.
“Ada alasan ilmiah mengapa saya kesulitan di sprint,” ungkap Bagnaia. “Kami sedang mencoba memahaminya, dan sejujurnya, satu-satunya hal yang diubah dari balapan jarak jauh adalah ukuran tangki bahan bakar. Ini sedikit mengubah dinamika motor, dan saya merasa lebih kesulitan dalam pengereman dan saat masuk ke tikungan. Namun, kami sedang berusaha untuk mengatasinya. Hari ini kami hanya melakukan hal-hal standar, tetapi lain kali kami akan mencoba pendekatan yang berbeda.”
Bagnaia juga mengungkapkan bahwa ia mendapatkan hasil yang lebih baik saat melakukan simulasi sprint dengan menggunakan tangki bahan bakar yang lebih besar. “Saya melakukannya dan saya lebih cepat, namun itu adalah sesuatu yang tidak bisa kami terapkan karena regulasi,” tambahnya. “Kami mencoba berbagai set-up dan hal-hal lain pada motor untuk menemukan solusi.”
Ia menyadari bahwa perjalanan untuk memperbaiki masalah ini tidaklah singkat, mengingat sudah dua musim berlalu dan tantangan yang dihadapinya kurang lebih sama. “Masalah dengan tangki bahan bakar khusus sprint semakin terasa ketika saya berada di belakang pembalap lain,” jelas Bagnaia. “Ketika saya start di depan, masalah ini tidak terlalu terasa karena tanpa slipstream, saya bisa memaksakan pengereman. Namun, ketika ada pembalap di depan, saya terjebak selama 10 hingga 15 putaran dengan jarak satu detik, dan saya tidak bisa mengejar mereka.”
“Ini adalah masalah yang cukup besar, dan kami sedang berusaha untuk mengatasinya,” tutup Bagnaia dengan harapan bahwa timnya dapat menemukan solusi sebelum balapan selanjutnya.
Dengan tantangan yang dihadapi Bagnaia, para penggemar MotoGP di Indonesia tentu berharap untuk melihat bagaimana ia dan tim Ducati akan beradaptasi dan berinovasi dalam menghadapi balapan sprint di masa mendatang.