Marc Marquez mengawali musim MotoGP 2025 dengan sangat mengesankan, memberikan sinyal kuat kepada para pesaingnya. Dalam tes pramusim yang berlangsung di awal tahun, Marquez menunjukkan performa yang mengesankan, yang menjadi pertanda baik menjelang Grand Prix Thailand. Di sana, ia berhasil bersaing dengan tim resmi Ducati dan menunjukkan taringnya.
Di Thailand, Marquez meraih pole position, memenangkan sprint race, dan juga balapan panjang. Satu-satunya kendala yang ia hadapi adalah masalah tekanan ban yang berada di luar kendalinya. Dengan hasil tersebut, Marquez kembali memimpin klasemen sementara MotoGP, menunjukkan bahwa harapan besar yang dipikulnya tidaklah sia-sia. Dua putaran berikutnya di bulan Maret, yakni di Argentina dan Austin, menjadi kesempatan baginya untuk menunjukkan dominasi.
Setelah memulai kampanye di Buriram, kejuaraan ini akan berlanjut ke Termas de Río Hondo di Argentina (14-16 Maret) dan Circuit of the Americas di Austin (28-30 Maret). Kedua sirkuit ini merupakan tempat di mana Marquez memiliki catatan yang sangat baik di masa lalu.
Namun, ada satu catatan penting untuk putaran di Argentina: kejuaraan tidak akan berlangsung di sirkuit Santiago del Estero pada 2024 karena kebijakan pengurangan anggaran yang diterapkan oleh presiden Javier Milei. Hal ini berarti tim harus mengandalkan data dari tahun 2023, yang tentu saja dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menentu. Akibatnya, telemetri yang paling mendekati kenyataan dalam kondisi kering adalah dari tahun 2022. Meskipun demikian, perkembangan teknologi motor dalam tiga tahun terakhir membuat situasi di trek menjadi lebih sulit diprediksi.
Meskipun ada ketidakpastian, Marquez dikenal sebagai pembalap yang mampu beradaptasi dengan baik. Ia memiliki pengalaman berharga dari balapan sebelumnya di trek-trek serupa. Contohnya, saat ia berlaga di MotorLand Aragon, di mana kejuaraan tidak diadakan pada 2023, Marquez berhasil tampil dominan dengan motor Gresini Racing Ducati GP23. Ia meraih pole position dan memenangkan sprint race dengan selisih yang signifikan dari pesaingnya.
Marquez juga memiliki kenangan manis di Termas de Río Hondo, di mana ia mencatatkan kemenangan pertamanya pada tahun 2014. Ia kembali meraih kemenangan di sirkuit ini pada tahun 2016 dan 2019. Meski sempat mengalami kesulitan pada tahun-tahun sebelumnya, Marquez tetap menjadi favorit di putaran kedua musim ini.
Setelah Argentina, perhatian beralih ke Circuit of the Americas di Austin. Marquez memiliki rekam jejak yang luar biasa di sana, dengan enam kemenangan beruntun antara 2013 hingga 2018. Meskipun ia mengalami kecelakaan pada tahun 2019 yang mengakhiri rentetan kemenangannya, Marquez tetap menjadi ancaman serius bagi para pesaingnya.
Setelah absen dari balapan di Austin pada tahun 2022 dan 2023 karena cedera, Marquez kembali dengan semangat yang tinggi. Ia bertekad untuk meraih kemenangan pertamanya sebagai pembalap Ducati dan memutus rentetan buruk yang telah mengikutinya sejak Misano 2021.
Dengan semangat juang yang tinggi, Marquez siap menghadapi tantangan di Argentina dan Austin. Ia ingin menuntaskan hutang di Austin dan melanjutkan dominasinya di sirkuit yang sudah sangat menguntungkan baginya. Di sisi lain, Pecco Bagnaia, yang diharapkan menjadi rival berat Marquez, tidak memulai musim dengan baik di Thailand. Ia mengakui bahwa ia perlu meminimalkan kerugian dan bertahan hingga saat yang lebih menguntungkan.
Marquez tentu saja mengincar kecepatan tinggi dan situasi yang mendukungnya untuk meraih hasil terbaik. Kita tunggu saja apakah strategi yang diterapkan oleh Bagnaia dapat membuahkan hasil, tetapi satu hal yang pasti: Marquez siap untuk kembali mendominasi balapan MotoGP.