Setelah balapan di Argentina, Marco Bezzecchi, pembalap Aprilia, merasakan perasaan yang sangat berbeda dibandingkan dengan tahun lalu ketika ia meraih kemenangan pertamanya di MotoGP. Di Autodromo de Termas de Río Hondo, Bezzecchi tampil sebagai pemimpin tim Noale, menyusul absennya Jorge Martín yang belum diketahui kapan akan kembali. Namun, hasil yang didapatnya tidak sesuai harapan; ia hanya mampu menempati posisi kesembilan.
Dalam Sprint Race, Bezzecchi berhasil finis di urutan keenam, tetapi harapannya untuk meningkatkan performa di balapan utama pada hari Minggu tidak terwujud. Semangatnya yang tinggi justru membawanya pada kesalahan di tikungan pertama. Saat memasuki tikungan tersebut, Bezzecchi datang terlalu cepat. Meskipun ia dapat menghindari Franco Morbidelli, sayangnya, ia tidak bisa menghindari bagian belakang Yamaha yang dikendarai Fabio Quartararo.
Tabrakan tersebut menyebabkan Bezzecchi terjatuh, sementara Quartararo terpaksa melebar dan kembali ke rombongan belakang tanpa peluang untuk meraih poin, akhirnya finis di urutan ke-15. Meskipun ada satu posisi lebih baik setelah Ai Ogura didiskualifikasi, hasil tersebut tetap jauh dari harapan.
“Saya tidak banyak yang bisa saya katakan. Saya melakukan kesalahan, mengerem terlalu lambat, dan ketika saya menyadari saya melaju terlalu cepat, saya sudah berada di atas Franky (Morbidelli). Saya mencoba meluruskan motor, tetapi di sebelah kiri ada Fabio. Saya tidak bisa menghindari roda belakangnya dan menghancurkan balapan saya dan dia,” ungkap Bezzecchi.
Setelah insiden tersebut, Bezzecchi merasa perlu untuk meminta maaf. Ia mendatangi garasi Yamaha untuk menyampaikan permohonan maaf kepada tim Quartararo, meskipun sang pembalap tidak berada di sana pada saat itu. “Saya meminta maaf kepada timnya dan berharap mereka menyampaikan pesan itu kepadanya. Saya benar-benar menyesal, tetapi hal-hal seperti ini bisa terjadi dalam balapan,” tambahnya.
Di sisi lain, Quartararo pun tidak menyimpan rasa marah terhadap Bezzecchi. “Setelah tabrakan dengan Bezzecchi di tikungan pertama, saya tidak banyak yang bisa saya katakan. Saya keluar lintasan, tetapi kecepatan saya juga tidak terlalu baik sepanjang akhir pekan. Mungkin saya bisa finis beberapa posisi lebih tinggi, tetapi ya, begitulah,” kata Quartararo, yang merasa kehilangan optimisme yang ia rasakan selama musim dingin.
Kondisi serupa juga dialami Bezzecchi, yang sebelumnya tampil menjanjikan di pramusim, namun belum mampu menunjukkan performa yang sama saat kejuaraan dimulai. Dengan dua balapan yang telah dilalui, ia kini berada di posisi kesembilan klasemen keseluruhan dengan 14 poin, tertinggal tiga poin dari rookie Ai Ogura yang memimpin tim Aprilia.
“Saya percaya motornya terus berkembang, dan seluruh tim bekerja keras. Saya ingin segera balapan lagi untuk melupakan apa yang terjadi, tetapi saya harus menunggu di Austin untuk putaran berikutnya,” ujar Bezzecchi, yang merupakan jebolan akademi pembalap Valentino Rossi (VR46).
Dengan insiden ini, Bezzecchi dan Quartararo menunjukkan bahwa balapan MotoGP tidak hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang bagaimana menghadapi tantangan dan belajar dari kesalahan. Para penggemar di Indonesia tentu berharap untuk melihat kedua pembalap ini bangkit kembali dan memberikan penampilan terbaik di balapan selanjutnya.