Joan Mir menghadapi tantangan berat saat berlaga di MotoGP Argentina, di mana ia berjuang keras untuk mengakhiri balapan di posisi kesembilan. Pembalap asal Spanyol ini menganggap perlombaan di sirkuit Termas de Río Hondo sebagai salah satu yang paling sulit dalam kariernya, terutama karena masalah yang masih dialaminya dengan motor RC213V.
Meskipun Johann Zarco berhasil meraih posisi keenam dengan Honda, Mir harus berjuang dari posisi start yang kurang menguntungkan. Zarco memanfaatkan posisinya yang baik di barisan depan untuk menunjukkan kemampuannya, sementara Mir yang memulai dari posisi kesepuluh harus menghadapi kesulitan dalam mempertahankan kecepatannya. Motor Jepang yang ia kendarai tidak memberikan tenaga yang cukup untuk bersaing dengan para rivalnya.
Setelah balapan, Mir berbagi pengalamannya dengan media, termasuk Motorsport.com. Ia mengungkapkan bahwa ia kesulitan di lintasan lurus dan harus melakukan pengereman yang membuatnya kehabisan ban lebih cepat dari yang diharapkan. Meskipun ia berusaha keras untuk mengejar rombongan yang terdiri dari Pedro Acosta dan Brad Binder, Mir tidak bisa melangkah lebih jauh dari posisi kesembilan.
“Sejujurnya, balapan ini sangat menegangkan. Ini mungkin salah satu balapan paling menegangkan yang pernah saya alami. Saya tahu betapa pentingnya manajemen ban di sini. Saya berada dalam grup yang memungkinkan saya melakukan itu. Di belakang Brad Binder, saya bisa sedikit menjaga kecepatan saat mengerem. Rasanya nyaman,” ungkap Mir.
Ia menambahkan, “Johann Zarco dan Pecco Bagnaia juga ada di sana, sehingga situasinya memberi saya kesempatan untuk berkendara dengan baik dan menghemat ban. Namun, setiap kali saya berada di lintasan lurus, ada pembalap yang menyalip saya. Saya berusaha mempertahankan posisi dengan pengereman yang tepat. Namun, pada lap kesepuluh, saya merasakan ban depan mulai kepanasan.”
Joan Mir, pembalap dari tim Honda HRC, mengalami kesulitan dalam menghentikan motornya. “Saya mulai kesulitan saat mengerem. Saya tidak bisa mempertahankan posisi di lintasan lurus dan mulai melebar setiap kali mengerem. Akibatnya, saya kehilangan waktu, mungkin sekitar empat detik dari kelompok depan.”
Mir berusaha mengendarai motornya dengan lebih lembut untuk menurunkan suhu ban depan. “Pada akhirnya, saya bisa mengejar grup lagi. Saya merasa lebih cepat dari mereka, tetapi tidak bisa melakukan lebih banyak,” tambahnya.
Bagi Mir, balapan ini adalah yang terburuk yang bisa ia bayangkan. “Saya sangat frustrasi karena kami tahu saat ini kami tidak memiliki mesin yang cukup untuk mempertahankan posisi. Ini adalah skenario terburuk yang bisa terjadi. Dihadapkan dengan dua KTM, satu Aprilia, dan Ducati yang cepat, sementara saya berada di tengah-tengah kelompok itu.
Ia melanjutkan, “Jika saya bisa menyalip dua pembalap, atau satu, dan tetap berada di belakang atau di depan Zarco, balapan saya akan berbeda. Namun, saya tidak bisa melakukannya karena untuk menyalip, Anda juga harus bisa bertahan, dan saya kesulitan dalam hal itu.”
Meski demikian, Mir berusaha melihat sisi positif dari balapan ini. “Meskipun putus asa, saya melihat banyak hal positif. Saya berhasil mengelola ban dengan baik dan bisa bertahan hingga akhir balapan. Itu tidak mudah. Kami melakukan pekerjaan yang baik, tetapi kali ini saya tidak merasa puas.”
Ia menambahkan, “Setelah balapan di Buriram, saya harus menyelesaikan balapan ini. Saya perlu mengambil poin dan mendapatkan informasi yang berguna. Jika dalam skenario terburuk kami bisa masuk 10 besar, itu menunjukkan bahwa mungkin kami bisa menjalani balapan yang lebih baik di tahun ini.”
Mir juga mencatat bahwa pada hari Jumat dan Sabtu, Zarco mungkin lebih kuat darinya, tetapi dalam balapan, ia merasa bisa bersaing. “Di sini, entah kenapa, Zarco sangat cepat. Jika saya bisa bertarung untuk posisi enam besar, saya pasti akan lebih bahagia. Namun, kenyataannya, saya mengalami kesulitan sepanjang balapan. Semoga di trek dengan lintasan lurus yang lebih pendek, meskipun mungkin tidak di Austin, tetapi di trek lain, kami bisa bersaing untuk posisi enam besar,” tutup Mir dengan harapan.
Dengan semangat dan determinasi, Mir tetap optimis untuk balapan-balapan selanjutnya. Penggemar MotoGP di Indonesia tentu berharap agar pembalap andalan mereka ini dapat segera menemukan performa terbaiknya di sisa musim ini.