Yamaha tengah melakukan inovasi besar-besaran pada unit elektronik Magneti Marelli selama lebih dari setahun terakhir. Proses ini dipimpin oleh Kepala Teknik Massimo “Max” Bartolini, yang sebelumnya menjabat di Ducati sebelum bergabung dengan Yamaha.
Inovasi ini dimulai selama tes musim dingin menjelang musim 2024. Namun, seperti yang sering ditekankan oleh Fabio Quartararo, perjalanan ini bukanlah hal yang instan. Dalam konteks ini, kehadiran Jack Miller di tim Pramac menjadi perhatian tersendiri.
Setelah beralih dari Ducati ke KTM pada akhir 2022, pembalap asal Australia ini membawa segudang ide baru, terutama di sektor elektronik. Kini, pertanyaannya adalah apakah Miller dapat memberikan kontribusi bagi para insinyur Yamaha dengan pengalamannya.
“Tentu saja,” ungkap Miller dengan percaya diri. “Dalam hal penggunaan kontrol traksi dan sejenisnya, pengaruhnya sangat besar dalam balapan. Ini adalah hal baru bagi mereka, sesuatu yang berbeda.”
Miller menjelaskan bahwa Yamaha kini dapat menganalisis dan memahami bagaimana manajemen mesin bisa disesuaikan dengan gaya berkendara masing-masing pembalap.
Yamaha kini tidak lagi tertinggal jauh dalam hal kecepatan maksimal. Di Argentina, mereka hanya terpaut sekitar empat kilometer per jam dari Ducati. Quartararo juga menegaskan bahwa mesin bukan lagi masalah utama. Namun, masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam pengaturan elektronik.
“Kami memang tertinggal,” tegas Miller. “Tapi, kami sudah lebih dekat dibandingkan tahun lalu. Alat-alatnya sudah jauh lebih baik. Seperti yang saya katakan, kami sepakat bahwa dalam hal elektronik, Magneti Marelli dan Ducati memiliki hubungan yang sangat erat, yang mungkin lebih efektif dibandingkan dengan pihak lain.”
Miller, yang merupakan pemenang empat balapan, menambahkan, “Yamaha pada dasarnya masih belajar bagaimana memaksimalkan perangkat lunak, termasuk alat kustomisasi. Mereka bekerja sangat keras untuk itu. Saya rasa ini sudah sepuluh kali lebih baik dibandingkan tahun lalu.”
Setiap minggu, tim menerima pembaruan dan perangkat lunak baru yang memungkinkan mereka bekerja lebih baik dengan sistem, dengan intervensi yang tidak terlalu invasif, tetapi dengan parameter yang lebih mudah disesuaikan.
Perluasan menjadi dua tim dengan empat pembalap juga memberikan keuntungan tersendiri. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan lebih banyak eksperimen dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam. Tim Pramac, yang memiliki banyak pengalaman dari Ducati, juga berkontribusi positif terhadap pertukaran informasi dalam struktur Yamaha yang sudah mapan.
Miller merasa optimis dengan kerja sama antara kedua tim. “Kami berbagi hampir semua hal,” jelasnya. “Kami selalu berdiskusi, membahas perubahan, set-up, dan lain-lain. Setiap hari, jika salah satu dari kami mencoba sesuatu atau ada yang diubah, kami saling berbagi informasi.”
“Kami berbicara tentang perubahan yang telah dilakukan dan bagaimana motor berperilaku berbeda sebagai hasilnya. Rasanya seperti kami adalah satu tim dengan empat pembalap,” tambahnya. Namun, hasil di lintasan belum mencerminkan kerja keras tersebut.
Setelah dua balapan di awal musim, Yamaha menduduki posisi terakhir dalam klasemen pembalap dengan hanya 13 poin. Tim Repsol Honda dan Pramac juga berada di dua posisi terbawah dalam klasemen tim.
Dengan begitu banyak perubahan dan inovasi yang sedang berlangsung, penggemar MotoGP di Indonesia tentunya berharap untuk melihat perkembangan positif dari Yamaha di sisa musim ini. Semoga kolaborasi antara Jack Miller dan tim Pramac dapat membawa Yamaha ke arah yang lebih baik dan kembali bersaing di papan atas.