Pecco Bagnaia memulai MotoGP 2025 di Austin dengan penuh semangat dan motivasi. Dalam balapan sprint pada hari Sabtu, ia menunjukkan performa yang menjanjikan meskipun harus puas berada di posisi ketiga, di belakang Marquez bersaudara. Namun, pada hari Minggu, pembalap asal Italia ini berhasil meraih kemenangan pertamanya di musim ini, mengembalikannya ke dalam persaingan untuk merebut gelar juara.
Meskipun Marc Marquez terlihat siap untuk melanjutkan kemenangan beruntun, nasib berkata lain. Seperti yang terjadi pada tahun 2019 dan 2024, juara dunia delapan kali ini mengalami kecelakaan saat memimpin balapan di pertengahan lomba, memberikan kesempatan bagi juara 2022 dan 2023 untuk melaju ke depan.
Bagnaia, yang hanya tertinggal 2 detik dari Marquez, menunjukkan kecepatan yang konsisten di sirkuit yang sebelumnya tidak disukainya. Saat ini, ia tertinggal 12 poin dari pemimpin klasemen baru, #73, dan hanya 11 poin di belakang Marc Marquez.
Marquez memang diunggulkan di Austin, namun Bagnaia terus mengikutinya sejak awal. Dia menunjukkan kecerdasan dalam menghadapi situasi yang rumit saat harus mengganti ban. Ketika hujan turun, Marquez melakukan strategi cerdas dengan beralih dari ban basah ke ban kering. Bagnaia, yang awalnya ragu, akhirnya mengikuti langkah Marquez dan itu terbukti menjadi keputusan yang tepat.
“Hari Minggu ini cukup rumit. Saya memilih motor yang tepat, tetapi tiba-tiba hujan turun lagi. Saat sampai di garis start, saya melihat semuanya kering, sementara motor saya masih menggunakan ban basah. Saya sadar, jika saya tetap seperti ini, saya akan kehilangan banyak waktu,” jelas Bagnaia.
Ia melanjutkan, “Saya berpikir untuk pergi ke pit, dan Marc baru saja mulai berlari, jadi saya pun mengikuti. Dia selalu sangat pintar dalam situasi seperti ini, dan saya merasa itu adalah keputusan terbaik yang saya buat, karena jika tidak, saya akan kalah banyak dari mereka yang menggunakan ban kering.”
Bagnaia merasa senang dengan kemajuan yang dicapainya, terutama dalam hal pengereman dan menikung. Ia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada timnya yang telah bekerja keras sepanjang akhir pekan di Circuit of the Americas.
Meskipun hasil di Austin memberikan harapan, Bagnaia tetap rendah hati dan menyadari masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Ia berharap untuk melanjutkan performa baiknya di Losail, sirkuit yang menjadi favoritnya. Namun, ia juga menyadari betapa cepatnya Marquez, terutama setelah kesalahan yang dialaminya di balapan sebelumnya.
“Saya berteriak seperti orang gila sampai tikungan keempat atau kelima. Selalu sama bagi saya, saya harus lebih tenang. Saya tahu besok saya tidak akan bisa bersuara dan semuanya akan terasa sakit, tapi itu tidak masalah,” katanya.
Bagnaia menegaskan, “Tujuan utama kami adalah menang, dan kami telah mencapainya. Kami akan pergi ke Qatar, sirkuit yang sangat saya sukai, tetapi kami belum menyelesaikan pekerjaan kami. Kami akan berusaha keras di sana.”
Ia juga tidak lupa untuk memberikan pesan kepada mereka yang meragukan kemampuannya meski telah meraih banyak gelar. Bagnaia menekankan pentingnya dukungan dari rekan-rekannya dan mengingatkan bahwa kritik dari orang-orang yang memahami dunia balap sangat memotivasi dirinya.
“Saya harus katakan, saya tidak terluka oleh komentar dari penggemar di media sosial. Namun, ketika saya membaca komentar dari orang-orang yang pernah menjadi pembalap atau bekerja di olahraga ini, saya merasa bingung. Mereka seharusnya mengerti situasinya. Melihat apa yang mereka katakan justru memotivasi saya. Kemenangan ini saya dedikasikan untuk mereka semua,” tutupnya.
Dengan semangat dan motivasi yang tinggi, Bagnaia siap menghadapi tantangan selanjutnya di MotoGP, dan para penggemar di Indonesia pasti menantikan aksi spektakulernya di sirkuit-sirkuit berikutnya.