Setelah tampil mengesankan sepanjang akhir pekan, Francesco Bagnaia akhirnya meraih kemenangan pertamanya di musim 2025. Di Grand Prix Austin, pembalap asal Italia ini menunjukkan performa yang solid, termasuk kemenangan di sprint race. Meski sempat menghadapi kekacauan di awal balapan, strategi yang diterapkan membuatnya mampu menghindari masalah dan berada di jalur yang tepat untuk meraih podium teratas.
Namun, balapan tidak berjalan mulus bagi Marc Marquez, juara dunia delapan kali asal Spanyol. Di tengah balapan, Marquez terjatuh saat memimpin, mengingatkan kita pada insiden serupa yang terjadi pada tahun 2019 dan 2024. Dengan kehilangan 25 poin, posisi puncak klasemen kini beralih ke saudaranya, Alex Marquez. Di sisi lain, Bagnaia menjadi pihak yang paling diuntungkan dari insiden ini, melompat ke posisi kedua dan kembali bersaing dalam perebutan gelar, hanya 12 poin di belakang Alex.
Kemenangan di Austin ini menjadi momen penting bagi Bagnaia, mengingat ini adalah kemenangan pertamanya di musim ini setelah dua balapan sebelumnya yang mengecewakan di Thailand dan Argentina. Selain itu, keberhasilannya juga menghentikan tren positif Marquez yang telah berlangsung musim ini, sekaligus menandai pencapaian yang membanggakan bagi Bagnaia, mengingat rekan setim Marquez terakhir yang meraih kemenangan adalah Dani Pedrosa pada Grand Prix Valencia 2017.
Sejak Pedrosa pensiun setahun setelah kemenangan tersebut, banyak pembalap yang menjajal kursi Honda, namun tidak ada yang berhasil meraih kemenangan saat berbagi garasi dengan Marquez. Baik Jorge Lorenzo, Alex Marquez, Pol Espargaro, hingga Joan Mir, semuanya gagal meraih kemenangan di balapan panjang saat bersaing dengan Marquez. Kini, Bagnaia menjadi pembalap pertama yang berhasil mengalahkan Marquez dalam balapan panjang, meskipun ada beberapa kemenangan sprint yang diraih oleh pembalap lain.
Dalam hal statistik, akun ‘Wisdom_Boyz’ di media sosial ‘X’ mencatat bahwa sejak Marquez bergabung dengan tim HRC pada 2013 hingga Pedrosa pergi, Marquez berhasil meraih 44 kemenangan, sementara Pedrosa hanya 9 kali. Setelah itu, rekan-rekan setim Marquez tidak mampu meraih kemenangan, sementara ia terus mendominasi sirkuit. Dengan kemenangan ini, Bagnaia mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pembalap yang berhasil menaklukkan Marquez di lintasan.
Dari perspektif merek, Grand Prix Amerika juga menandai pencapaian baru bagi Ducati. Mereka berhasil menyamai rekor 20 kemenangan beruntun yang sebelumnya dicapai oleh MV Agusta antara tahun 1968 dan 1969. Namun, Ducati masih tertinggal dari Honda, yang memegang rekor kemenangan beruntun terbanyak sepanjang masa dengan 22 kemenangan.
Kini, semua mata tertuju pada balapan berikutnya di Qatar, di mana Marquez berusaha meraih kemenangan ke-21. Jika berhasil, ia akan menjadi pembalap Spanyol dengan kemenangan terbanyak dalam sejarah Kejuaraan Dunia, menyamai rekor 90 kemenangan Angel Nieto.
Dengan persaingan yang semakin ketat dan momen-momen dramatis yang terus terjadi, musim MotoGP 2025 menjanjikan banyak kejutan dan cerita menarik bagi para penggemar. Mari kita nantikan bagaimana perjalanan selanjutnya di sirkuit-sirkuit berikutnya!