Fabio Quartararo menghadapi akhir pekan yang penuh tantangan di Austin. Setelah meraih posisi keenam yang mengesankan dalam Sprint Race, banyak yang berharap pembalap asal Prancis ini bisa mengulangi performa luar biasa tersebut dalam balapan panjang. Namun, kenyataan berkata lain.
El Diablo, julukan Quartararo, menjadi pembalap pertama yang jatuh bahkan sebelum balapan dimulai. Cuaca hujan deras di Circuit of the Americas (COTA) membuatnya terjatuh saat melakukan formation lap, sebuah insiden yang ia sebut sebagai “kecelakaan yang aneh”.
Untungnya, tidak ada kerusakan serius pada dirinya maupun motor Yamaha-nya. Namun, setelah mendapatkan bantuan dari Jack Miller untuk kembali ke pit box, Quartararo terpaksa melanjutkan balapan dengan motor cadangan. Hal ini sangat menyakitkan baginya, karena motor kedua tersebut memiliki sasis yang berbeda dan tidak memberikan rasa berkendara yang optimal.
Dalam wawancaranya dengan ‘Canal+ France’, Quartararo menjelaskan situasi yang dihadapinya. Ia mengungkapkan bahwa motor yang digunakannya mengalami masalah elektronik, yang memaksanya untuk lebih konservatif dalam berkendara.
“Pada akhirnya, saya turun dengan motor yang tidak pernah saya kendarai sejak tes di Thailand,” ungkapnya. “Kami mengalami masalah dengan perangkat elektronik. Secara teori, motor mengatakan bahwa saya tidak akan bisa mencapai garis akhir dengan bahan bakar yang saya miliki. Jadi sejak lap keempat, saya harus beralih ke peta hemat bahan bakar.”
Quartararo mengakui bahwa banyak hal kecil terjadi yang membuat balapannya sangat buruk. Namun, ia berusaha melihat sisi positif dari situasi tersebut dengan mengingat kecepatan yang ia tunjukkan di COTA. Ia berharap apa yang terjadi dapat menjadi pelajaran berharga bagi Yamaha.
Pembalap berusia 24 tahun ini dengan tegas menyatakan bahwa Yamaha perlu menghentikan pengujian kecil-kecilan pada motornya untuk sementara waktu. Ia mengusulkan agar tim ‘membekukan’ pengembangan dan fokus pada satu motor sebagai basis untuk menemukan rasa berkendara yang lebih baik sebelum melakukan pembaruan besar.
“Sekarang, kami tahu kami akan kembali menggunakan dua sasis seperti yang kami sukai di Qatar. Jadi, kami harus berhenti melakukan tes di setiap trek untuk melihat apakah motor lebih baik atau tidak. Kami perlu memperbaiki motor dan bekerja berdasarkan itu,” jelas Quartararo.
Ia melanjutkan, “Kami harus berhenti mencoba mencari perbaikan dalam detail terkecil. Kami tahu bahwa kami tidak kehilangan detail, tetapi kami kehilangan banyak hal.”
Quartararo mengingatkan bahwa Yamaha membawa dua sasis berbeda ke Austin dengan harapan bisa melakukan perbandingan di lintasan selama grand prix. Namun, kondisi cuaca yang sulit mengganggu rencana tersebut.
“Hari Minggu yang cukup bergelombang, tidak terlalu positif bagi kami, tetapi kami dapat melihat bahwa kami memiliki sedikit lebih banyak potensi. Seperti yang saya katakan, saya pikir kami akan ‘membekukan’ motor untuk sementara waktu,” tutupnya.
Dengan harapan bahwa Yamaha akan lebih fokus dan berhenti melakukan perubahan kecil yang tidak signifikan, Quartararo berharap timnya dapat menemukan solusi yang lebih efektif untuk meningkatkan performa motor di masa mendatang. Para penggemar MotoGP di Indonesia pun tentu menantikan langkah selanjutnya dari pembalap dan tim Yamaha ini.