Kekacauan menjelang balapan utama MotoGP di Austin, Amerika Serikat, menjadi sorotan utama. Race Direction mengumumkan bahwa balapan akan berlangsung dalam kondisi basah akibat hujan yang mengguyur saat Moto2. Semua pembalap pun bersiap dengan ban basah. Namun, sebelum lap pemanasan dimulai, Marc Marquez mengambil langkah berani dengan berlari ke garasi Ducati untuk mengganti ban kering, percaya bahwa kondisi trek akan lebih baik.
Marquez yakin bahwa lebih dari sembilan rivalnya akan mengikuti jejaknya. Taktik tersebut ternyata berhasil, dan bendera merah pun dikibarkan, menyebabkan penundaan start dan menghindarkan mereka dari penalti karena meninggalkan grid di saat-saat terakhir.
Setelah beberapa menit, keputusan diambil untuk melakukan restart. Para pembalap yang memilih ban basah segera beralih ke ban yang lebih sesuai dengan kondisi trek yang berubah. Namun, keputusan ini sangat merugikan bagi pembalap yang telah berjuang dengan ban slick, seperti Ai Ogura dari Trackhouse, Brad Binder dari KTM, dan Enea Bastianini dari Tech3.
Setelah balapan, ketiga pembalap dan tim mereka mengungkapkan kekecewaan terhadap keputusan Race Direction. Davide Brivio, bos tim Trackhouse Racing, mengekspresikan rasa frustrasinya. “Kami mengambil risiko dan membuat keputusan yang tepat. Ketika tiba waktunya untuk start, mereka menghentikan semuanya. Pembalap yang keluar dari grid membuat keputusan yang salah,” ujarnya.
Brivio melanjutkan, “Mengapa mereka tidak membiarkan kami memulai dengan pilihan yang tepat? Sekarang, semuanya hilang. Kami bertaruh dan membuat pilihan yang benar, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan.”
Ogura pun berbagi pendapatnya setelah balapan. “Saya memiliki ban yang bagus sebelum start, jadi ini adalah kesempatan yang baik, tetapi sayangnya, semuanya tertunda. Saya minta maaf kepada tim saya karena mereka telah membuat keputusan yang tepat, tetapi itu tidak terwujud. Sangat disayangkan, tapi begitulah adanya,” ungkapnya.
Dari pihak KTM, Enea Bastianini dan Brad Binder juga tidak puas dengan situasi tersebut. Bastianini, yang baru bergabung dengan Tech3, menyatakan, “Menurut saya, keputusan itu mungkin tidak tepat. Kami mengambil risiko dengan menggunakan ban soft. Ketika Marc masuk ke pit dan banyak pembalap mengikutinya, kami harus memulai balapan di tempat yang sama, dan itu tidak adil.”
Ia menambahkan, “Kami sudah melihat radar cuaca berulang kali. Ketika saya kembali ke grid, langit tampak sedikit cerah, jadi saya memutuskan untuk bertaruh pada ban kering. Sayangnya, kami tidak bisa memanfaatkannya. Kami membuat keputusan yang tepat, dan sangat disayangkan hasilnya tidak sesuai.”
Sementara itu, Brad Binder lebih tenang dalam menanggapi insiden tersebut. “Awalnya sangat berantakan. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi saya tidak bisa mengeluh. Saya membuat keputusan yang tepat dan memiliki ban yang bagus. Jika balapan berlangsung seperti yang kami harapkan, itu pasti akan menjadi balapan yang menarik. Hal-hal seperti ini bisa terjadi,” tuturnya.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pembalap dan tim di MotoGP. Dalam dunia balap yang penuh ketidakpastian, keputusan yang diambil dalam hitungan detik bisa menentukan hasil akhir. Bagi penggemar MotoGP di Indonesia, momen-momen seperti ini menambah bumbu ketegangan dan drama di setiap balapan. Mari kita nantikan balapan selanjutnya dan berharap semua pembalap dapat menunjukkan performa terbaik mereka tanpa ada insiden yang merugikan.